Rumah Tak Layak Huni di Pemalang, Dibangun Warga Secara Gotong Royong

Kondisi Suirah sungguh memprihatinkan. Ia hidup bergantung belas kasihan tetangga. Rumahnya yang nyaris ambruk dibangun lagi oleh relawan Gerabah Mas.
Bedah Rumah Duafa di Pemalang. Rumah yang awalnya tidak layak huni ini milik Saeroh, warga Desa Kendalrejo, Kecamatan Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah yang diperbaiki dengan anggaran secara swadaya atau patungan dari berbagai sumbangan termasuk hasil mengamen. Rumah ini dihuni oleh adiknya, Suirah dan anaknya. Kondisi Suirah yang terganggu kejiwaannya sungguh memprihatinkan. Ia dan putrinya yang masih kelas 1 SD hidup bergantung belas kasihan tetangga sekitarnya. (Yon)

Pemalang (Tagar 8/1/2018) - Banyaknya rumah tak layak huni membuat sebagian masyarakat peduli dan membuat gerakan bersama untuk bisa menolong mereka. Gerakan relawan bedah rumah dan kemanusiaan atau biasa disingkat Gerabah Mas Pemalang JawaTengah, salah satu yang peduli dengan rumah warga yang tak layak huni.

Kali ini rumah yang tidak layak huni dan dibangun kembali adalah milik Saeroh, warga Desa Kendalrejo, Kecamatan Petarukan, Pemalang yang diperbaiki dengan anggaran secara swadaya atau patungan termasuk sumbangan dari hasil mengamen. Rumah ini dihuni oleh adiknya, Suirah dan anaknya. Kondisi sang ibu terganggu kejiwaanya sedangkan putrinya masih berusia 7 tahun dan sekolah kelas 1 SD.

Kondisi Suirah sungguh memprihatinkan. Ia hidup bergantung belas kasihan tetangga juga keluarga yang ada. Rumahnya yang nyaris ambruk kemudian dibangun lagi oleh para relawan Gerabah Mas.

“Gerakan relawan membangun rumah ini murni sebuah gerakan relawan tanpa ada embel-embel apapun. Kepedulian yang diwujudkan dari keringat relawan–relawati agar bisa menolong kaum dhuafa,” jelas Antoni, salah satu relawan, Senin (8/1).

Ketua Gerabah Mas, Endar, menyampaikan rasa terima kasih dengan banyaknya warga peduli, sehingga sekarang sudah bisa membangun atau memperbaiki beberapa rumah kaum duafa.

“Kami sangat berterimakasih atas kepedulian semua pihak. Sumbangan dari berbagai pihak dilaporkan secara periodik dan transparan kepada masyarakat secara detail baik melalui medsos atau laporan pembukuan, sebagai bentuk pertanggung jawaban,” jelas Endar.

Untuk membangun satu unit rumah sederhana, menghabiskan dana sekitar Rp 16 juta dan dikerjakan secara bersama-sama. Sampai sekarang, sedikitnya lima rumah yang direnovasi.

Titi Iswati, Kepala Desa Kendalrejo, sangat mengapresiasi kegiatan warga untuk turut membangun membangun rumah tak layak huni. “Kami sangat berterimakasih atas nama warga sehingga mereka bisa terbantu dibangunkan rumah yang layak huni. Seperti kali ini ini serah terima rumah ibu Saeroh yang telah dibedah hanya dalam waktu sepuluh hari,” jelas Titi. (yon)

Berita terkait