Rudiantara: Terorisme Masalah Nyawa, Kemenkominfo Blokir 2.500 Situs Radikal

Rudiantara: terorisme masalah nyawa, Kemenkominfo blokir 2.500 situs radikal. “Secepatnya pemblokiran dilakukan terhadap 19.500 situs radikal,” ujarnya.
Warga dari berbagai elemen masyarakat melakukan aksi solidaritas menolak radikalisme dan terorisme di Pekanbaru, Riau, Selasa (15/5/2018) malam. Aksi yang diikuti puluhan warga dari berbagai elemen masyarakat ini mendukung Polri dan TNI untuk segera menumpas segala bentuk aksi radikalisme dan terorisme. (Foto: Ant/Rony Muharrman)

Gunung Kidul, (Tagar 21/5/2018) – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengungkapkan, pihaknya pada Sabtu (19/5) telah melakukan verifikasi terhadap 19.500 situs radikal, terorisme dan ekstrimisme yang berpotensi memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejumlah situs diblokir.

"Jumlah yang sudah diblokir lebih dari 2.500 situs, secepatnya, pemblokiran akan dilakukan terhadap 19.500 situs radikal. Saat ini, kami masih melakukan penyisiran dan laporan dari masyarakat," kata Rudiantara di Kabupaten Gunung Kidul, DIY, Senin (21/5).

Dia menyebutkan, situs terbesar yang diblokir yakni Instagram dan YouTube. Kemudian, 19.500 situs merupakan hasil penyaringan yang berpotensi menyebarkan paham radikal, terorisme, dan ekstrimisme.

Dia mengapresiasi langkah masyarakat melaporkan situs radikal dan mendukung terorisme. Semua pihak harus bekerja, tidak hanya Kemenkominfo dan polisi, tapi semua bergerak. Saat ini, masyarakat DIY yang paling banyak membantu dalam memerangi situs radikal.

"Semakin cepat diblokir, semakin bagus. Lebih baik salah dalam memblokir, dari pada membayakan NKRI. Kalaupun salah, hanya minta maaf, paling jumlahnya sedikit," ujarnya.

Rudiantara mengatakan, terorisme itu masalah nyawa, seperti perakitan bom itu tujuannya untuk menghilangkan nyawa orang.

"Kami tidak mentolerir itu. Lebih baik diblokir dulu, kalau salah kami akan meminta maaf," pintanya. (ant/yps)

Berita terkait