Jakarta, (Tagar 4/5/2017) - “Semua pihak harus memahami kebebasan pers karena masing-masing pihak memiliki tanggung jawab atas hal tersebut,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara seusai upacara penutupan World Press Freedom Day (WPFD) 2017 di Jakarta, Kamis (4/5).
Menurut Rudiantara, semua lapisan masyarakat harus diedukasi karena saat jurnalis bekerja akan bersentuhan kepada macam-macam lapisan masyarakat. Sementara para wartawan, terutama yang meliput di daerah konflik agar dibekali tentang keamanan diri.
Ia mengungkapkan, saat ini dunia pers sedang menghadapi berbagai tantangan seperti menjamin jurnalis bekerja untuk menyampaikan kebenaran kepada masyarakat tanpa rasa takut.
Di pihak lain dia juga mengakui, Indonesia telah mempraktikkan kebebasan pers sejak masa reformasi 1998. Sudah 17 tahun Indonesia mendapatkan hal positif dari praktik pers bebas, salah satunya bagaimana pers dapat mengkritik dan memberikan opini beragam yang dapat digunakan pemerintah dan masyarakat.
Sementara itu, WPFD 2017 telah menghasilkan Deklarasi Jakarta yang di antaranya adalah menyiapkan wartawan daring dan luring untuk menyajikan informasi yang dapat menjembatani dialog antarbudaya.
Selain itu, mendorong jurnalisme yang memahami konflik, terutama ketika meliput wilayah konflik bersenjata termasuk menyiapkan liputan inklusif dan profesional yang dapat mendukung dialog dan rekonsiliasi pihak yang berseteru. (yps/ant)