Romo Magnis: Kegiatan Razia Buku Itu Bodoh

Razia buku yang mereka anggap kiri tersebut menurut Romo Magnis adalah bukti konkret kebodohan yang masih mendera orang Indonesia.
Franz Magnis Suseno. (Foto: Ist)

Jakarta - Franz Magnis Suseno menyoroti aksi ormas yang merazia buku di Makassar. Razia buku yang mereka anggap kiri tersebut menurut Romo Magnis adalah bukti konkret kebodohan yang masih mendera sebagian orang Indonesia.

"Saya berpendapat tanda kebodohan dan ketinggalan zaman. Itu buku sudah 20 tahun ada di pasar," ujar Romo Magnis kepada wartawan di Museum Nasional, Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2019.

Saya berpendapat tanda kebodohan dan ketinggalan zaman

Romo Magnis menceritakan pada 2001, kedua bukunya tersebut juga pernah menjadi sasaran pembakaran oleh ormas. Menurutnya, tindakan razia dan pembakaran buku merupakan bentuk respon yang aneh.

"Tahun 2001 juga (buku saya) pernah dibakar itu oleh kelompok yang agak aneh-aneh dan ada latar belakang politik, ada juga buku satu lagi sudah 17 tahun ada, itu mereka hanya orang yang melihat gambar orangnya terus jadi kaget," ucap Romo Magnis.

Romo Magnis menjelaskan justru buku-buku tersebut adalah kritik ahli filsafat itu terhadap ideologi komunisme yang dibawa Karl Marx dan diimplementasikan Vladimir Lenin yang berujung pada runtuhnya Uni Soviet tahun 1991. 

Tahun 2001 juga (buku saya) pernah dibakar

Dia juga berpendapat jika bukunya dibaca, justru tulisannya tersebut tidak mungkin terbit di negara yang beraliran 'kiri' tersebut.

"Saya yakin dua buku yang saya tulis itu mungkin tidak akan diizinkan di negara-negara komunis karena saya mengritiknya. Dalam buku itu malah saya mencoba mempertahankan kritik saya terhadap beberapa pandangan yang menyatakan 'Anda terlalu kritis', saya merasa tidak terlalu kritis," ujar Magnis.

Romo Magnis juga curiga dengan aksi razia buku oleh ormas di Makassar tersebut. Dia menduga ada upaya segelintir pihak untuk melancarkan isu yang menyerang Presiden Jokowi sehingga masyarakat termakan hoaks Jokowi lunak terhadap aliran komunisme.

"Saya curiga aksi mereka itu juga ditunggangi. Karena ini menurut saya selalu dipakai sebagai cara untuk menunjukkan Presiden Jokowi seakan-akan lunak dengan aliran komunisme," ujarnya

Pada Senin, 5 Agustus 2019, empat orang pria di Makassar merazia beberapa buku yang mereka kira menyebarkan paham komunisme. Dua buku di antaranya adalah buku hasil pikiran Franz Magnis Suseno yang berjudul 'Pemikiran Karl Marx' dan 'Dalam Bayang-bayang Lenin'.

Baca juga:

Berita terkait