Rini Soemarno: Jangan Pulang ke Indonesia Jadi Tambah Kurus

Sekelompok laki-laki berkaos merah itu bersemangat penuh harapan. Mereka akan mengerjakan proyek infrastruktur di luar Indonesia.
Menteri BUMN Rini Soemarno (tengah) berfoto dengan pekerja Indonesia atau Duta Bangsa yang akan berangkat menangani berbagai proyek infrastruktur di Nigeria, Aljazair, Taiwan dan Malaysia pada Minggu (9/12/2018) di lantai 17, Gedung Wika, Jakarta Timur. (Foto: Tagar/Morteza Syariati Albanna)

Jakarta, (Tagar 9/12/2018) - Sekelompok laki-laki berkaos dan bertopi merah itu tampak bersemangat penuh harapan. Mereka berjumlah 311 orang, pekerja Indonesia yang akan berangkat menangani berbagai proyek infrastruktur di Nigeria, Aljazair,  Taiwan dan Malaysia. 

Pada Minggu (9/12) PT Wijaya Karya Tbk (Wika) membuat acara Pemberangkatan Duta Bangsa ke Proyek Luar Negeri di lantai 17 Gedung Wika Jakarta Timur. Duta Bangsa adalah sebutan untuk 311 pekerja itu.

Dalam kesempatan itu hadir Menteri BUMN Rini M Soemarno.

Rini dalam sambutannya mengungkapkan rasa bangga dapat melepas ratusan pekerja yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri, yang menurutnya WNI akan mengharumkan nama Indonesia.

"Karena ini saya sangat bangga bahwa saudara-saudara sekalian mewakili Indonesia untuk bekerja di suatu tempat yang tentunya bukanlah hal yang mudah. Tentunya harus meninggalkan keluarga dan harus bekerja dengan baik di sana, karena bukan hanya mewakili Wika tetapi juga mewakili bangsa Indonesia," ucap Rini disambut tepuk tangan riuh hadirin.

Rini berpesan para pekerja proyek asal Indonesia, agar selalu semangat dan harus menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang hebat di mata dunia.

Ia mengungkapkan, tanah Aljazair iklimnya cukup ekstrem, WNI di sana harus siap dengan paparan udara dingin sekaligus hawa panas menyengat. Ia menekankan kesiapan Duta Bangsa yang hendak bertugas di Aljazair, Taiwan maupun Niger, agar tetap menjaga pola makan dan menjaga gizi.

"Kalau udara dingin, jangan lupa makan, gizinya dijaga, jangan pulang-pulang ke Indonesia jadi tambah kurus. Harus makin sehat dan makin semangat," ujar Rini.

Rini berharap, Duta Bangsa yang dipekerjakan dapat menunjukkan bahwa bangsa Indonesia dapat berkontribusi positif di luar Indonesia.

"Para duta bangsa harus betul-betul menjunjung tinggi kepribadian kita sebagai bangsa Indonesia yang harus kita banggakan, bahwa kita satu bangsa, beraneka ragam, mempunyai keyakinan beragama yang berbeda-beda tetapi kita satu bangsa dan selalu rukun. Semangat, bagi yang terpilih pasti yang terbaik, sepulangnya dari sana semoga semakin hebat dan sukses," tutur Rini.

Rini SoemarnoMenteri BUMN Rini Soemarno dan jajaran PT Wijaya Karya Tbk (Wika) melepas keberangkatan 311 "Duta Bangsa" asal Indonesia yang dijadwalkan akan menangani berbagai proyek infrastruktur di Nigeria, Aljazair, Taiwan dan Malaysia pada Minggu (9/12/2018) di lantai 17, Gedung Wika, Jakarta Timur. (Foto: Tagar/Morteza Syariati Albanna)

Ekspansi Bisnis ke Luar Indonesia

Keberangkatan 311 pekerja tersebut ke luar negeri merupakan bagian dari ekspansi bisnis PT Wijaya Karya Tbk (Wika) ke luar Indonesia.

Direktur Utama Wika, Tumiyana menjelaskan pengiriman 311 Duta Bangsa untuk menggarap proyek konstruksi di Afrika yang diestimasi bernilai Rp 2,5 triliun. Sementara di Asia, operator konstruksi pembangunan pelat merah itu, mendapatkan paket pembangunan jembatan senilai Rp 600 miliar.

Tumiyana menambahkan, proyek-proyek yang nantinya melibatkan para pekerja konstruksi asal Indonesia, meliputi renovasi Istana Presiden di Nigeria, membuat 5.000 rumah sosial di Aljazair, serta membangun jembatan di Malaysia dan Taiwan.

Ia mengemukakan bahwa kemampuan SDM Taiwan dalam bidang konstruksi belakangan ini justru menurun. Maka itu, lanjutnya, pelaku jasa industri konstruksi di sana mulai kekurangan orang untuk mengeksekusi proyek. 

"Sehingga kita (Indonesia) diundang untuk bisa masuk ke Taiwan," ucap Tumiyana di Gedung Wika, Minggu (9/12).

Selama bertugas di luar negeri, jelasnya, Duta Bangsa yang terpilih akan mendapatkan seluruh fasilitas dari Wika yang dalam hal ini menjamin hunian tempat tinggal, akomodasi, makan, tiket, pengurusan dokumen, asuransi kesehatan, serta asuransi lainnya.

Manager Divisi Wika, Mahendra Vijaya menambahkan bahwa gaji yang akan diterima oleh pekerja konstruksi asal Indonesia relatif tergantung dari posisi negara penempatannya masing-masing, tergantung posisi, kondisi negara, dan hukum tenaga kerja setempat, serta pajak. 

"Namun, bisa dibilang pendapatan Duta Bangsa ini berkisar hingga dua sampai tiga kali dibandingkan dengan perolehan mereka saat bekerja di dalam negeri," ujar Mahendera Vijaya.

Mahendra merincikan, dalam proses rekrutmen Duta Bangsa, Wika melakukan seleksi melalui beberapa tahapan. Seperti kompetensi hard skill, memiliki sertifikasi dari institusi-institusi keahlian di Indonesia seperti Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), proses medical check up. Selain itu masih ada juga uji psikologi, uji outbond, uji mental, hingga uji motivasi kerja.

"Seluruh proses itu kita lakukan untuk bisa menentukan Duta Bangsa mana yang paling tepat dan pantas untuk diberangkatkan ke suatu negara operasi. Kita harus memberikan treatment yang berbeda, disesuaikan dengan masing-masing negara operasi," jelasnya.

Pada tahun 2019 mendatang, lanjut Mahendra, PT Wijaya Karya Tbk menargetkan akan mengirim 1.900 pekerja konstruksi ke luar negeri. Peningkatan ini diupayakan untuk mengimbangi proyek Wika yang kontrak kerjanya semakin meningkat di beberapa negara dan mulai berjalan tahun depan. Maka itu, kata Mahendra, Wika membutuhkan Duta Bangsa lebih banyak lagi.

Mahendra lebih lanjut mengatakan, perusahaannya kini sudah resmi dikontrak secara konvensional oleh pemerintah dan BUMN negara-negara setempat. Ada proyek yang Wika dapatkan melalui proses tender, dan ada juga yang didapat melalui penunjukan langsung oleh pemerintah setempat. 

"Artinya, Wika mendapat kepercayaan langsung dari pemerintah negara setempat untuk mengerjakan projek-projek mereka," tutur Mahendra. []

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.