Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil optimistis kereta api cepat (high speed train) Jakarta-Bandung akan mulai beroperasi pada tahun 2021. Ia juga memastikan ledakan pipa Pertamina di lokasi proyek tidak akan mempengaruhi pengerjaan proyek yang digarap PT Kereta Api Cepat Indonesia China (KCIC).
Menurutnya, perkembangan pembangunan proyek kereta cepat yang berjark tempuh 142,3 kilometer sudah mencapai 36,01 persen per posisi November 2019. "Pembebasan lahan sudah 99,06 persen, konstruksi sudah 30 persen. Jadi, dipastikan 2021 akan mulai beroperasi," kata Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil di Bandung, Rabu, 13 November 2019.
Ia mengatakan kendala yang masih dihadapi selama proses pembangunan adalah soal pembebasan lahan. Kendala terkait masalah administrasi di pengadilan dan negosiasi besaran ganti rugi hampir rampung, masih tersisa kurang satu persen.
Untuk insiden ledakan pipa Pertamina di Cimahi pada 22 Oktober lalu menurut Kang Emil sudah ditindaklanjuti. Ada salah prosedur dari PT KCIC yang tidak melakukan permohonan pendampingan dari Pertamina. "Pertamina punya SOP, (misalnya) kalau menggali ada jarak sekian meter dari pipa. Ini tidak didampingi saat pelaksanaan,” katanya.
Pertamina sudah membuat pipa pararel, sehingga suplai minyak dan BBM tidak ada masalah, dan dipastikan kejadian ledakan pipa tidak akan terjadi lagi. Terutama dipastikan tidak menghambat (proses pengerjaan proyek), karena pipanya sudah dimatikan. “Saya mengimbau agar PT KCIC saat melakukan aktivitas pengerjaan proyek khususnya di kawasan Pertamina dengan supervisi dari Pertamina,” jelas Kang Emil.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini diharapkan akan memangkas waktu tempuh Jakarta-Bandung menjadi hanya 46 menit. Nantinya, ada empat stasiun yang terhubung jalur kereta cepat yakni Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Walini, dan Stasiun Tegalluar. Sepanjang jalur kereta juga dibangun 13 terowongan.[]
- Baca Juga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Habiskan Rp 40 T Sampai 2019
- Klaim China, Fuxing, dan Proyeksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung