Medan - Provinsi Sumatera Utara bakal kedatangan ribuan tenaga kerja Indonesia (TKI) dari negara tetangga Malaysia dan lainnya. Namun, kepulangan mereka dikhawatirkan melalui jalur tidak resmi atau biasa disebut jalur tikus.
Untuk mengantisipasi itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Sumatera Utara meminta seluruh pemerintah kabupaten dan kota untuk melakukan pengawasan ketat.
Juru Bicara Gugus Tugas dr Aris Yudhariansyah di Medan, Jumat 24 April 2020, mengatakan pihaknya belum memiliki data resmi berapa banyak jumlah TKI yang akan pulang ke Tanah Air.
Namun, diperkirakan bisa mencapai ribuan orang dan bisa saja berlabuhnya melalui pelabuhan tikus atau ilegal.
Jika TKI masuk dari pintu resmi atau juga jalur tikus. Semuanya tetap ikuti protokol kesehatan nantinya
"Banyak TKI yang masuk atau pulang dari pelabuhan tikus. Kalau data TKI yang resmi itu ada dari kedutaan. Seperti yang kemarin ada dipulangkan, datanya kita terima dari kedutaan. Mereka sudah kita kembalikan ke daerah asal," ungkapnya, di kantor Gubernur Sumatera Utara, Jalan Diponegoro, Kota Medan.
Aris menjelaskan, gugus tugas telah berkoordinasi dengan seluruh pemerintah kabupaten dan kota yang dimungkinkan menjadi pintu masuk TKI. Agar melakukan pengawasan secara ketat, khususnya di jalur tikus yang sering digunakan sebagai pintu keluar dan masuk TKI.
Pihaknya meminta tim dari pemerintah kabupaten dan kota menangani para TKI dengan mengikuti ketentuan protokol kesehatan penanganan Covid-19.
"Jika TKI masuk dari pintu resmi atau juga jalur tikus. Semuanya tetap ikuti protokol kesehatan nantinya," kata dia.
Menurutnya, TKI yang dipulangkan bukan hanya warga Sumatera Utara. Gugus tugas juga sudah berkoordinasi dengan daerah-daerah asal untuk pemulangan TKI. Termasuk untuk melakukan karantina di daerah masing-masing.
"Sesuai dengan surat Menteri Dalam Negeri, untuk yang asimtomatik dan tidak ada keluhan, boleh dipulangkan dan dilanjutkan karantina di daerah asal," ungkapnya.[]