Ribuan Driver Gojek Tolak Penghapusan Subsidi

PT Gojek Indonesia (GI) membuat kebijakan menghilangkan subsidi kepada driver.
Demo driver gojek. (Foto: Gustaf Arafah)

Yogyakarta, (Tagar 8/3/2019) - PT Gojek Indonesia (GI) membuat kebijakan menghilangkan subsidi kepada driver. Kebijakan tersebut merugikan driver. Mereka menggelar aksi besar-besaran menolak kebijakan itu.

Di sepanjang ruas jalan, biasanya banyak lalu lalang driver Gojek. Namun, mereka memilih tidak on the road. Demi memperjuangkan nasib, mereka kompak menggelar aksi. Ada ribuan driver Gojek ikut dalam aksi itu.

Ribuan driver Gojek itu terhimpun dalam Paguyuban Gojek Djogja (Pagodja) yang terdiri dari puluhan komunitas Gojek dan Gocar. Mereka menuntut kebijakan penghapusan subsidi dicabut.

Juru Bicara Pagodja, Wibi Asmara mengatakan, sistem terbaru yang diterapkan PT GI belakangan ini membuat pendapatan driver turun drastis. Konsumen juga terkena imbasnya. "Karena subsidi dihilangkan maka tarif Gojek menjadi lebih mahal," katanya di sela aksi di depan Kantor PT GI Yogyakarta, Jumat (8/3).

Pagodja juga menuntut PT GI menghapus sistem Akun Prioritas dan diganti dengan sistem yang lebih manusiawi. "Dengan sistem yang lebih manusiawi maka orderan dapat dinikmati oleh seluruh driver Yogyakarta tanpa terkecuali," ujarnya.

Menurut Wibi, akun prioritas menjadikan ketidakadilan terhadap para driver. Pemilik akun biasa kalah bersaing dalam penerimaan order dengan akun prioritas yang diberikan PT GI. "Karena ada akun prioritas maka sekarang sulit mendapatkan orderan. Akun prioritas harus dihapus," tegasnya.

Pada kesempatan itu, Pagodja  juga menuntut PT GI mengembalikan kesejahteraan Gojek Yogyakarta seperti janji Nadiem Makarim selaku CEO PT GI kepada pemerintah belum lama ini. Saat itu PT GI berjanji akan memberikan kesejahteraan kepada para driver saat masuk ke DIY.

Sejumlah tuntutan Pagodja ini juga dituangkan melalui petisi dan disampaikan kepasa Direksi PT GI. Jika PT GI tidak mengembalikan subsidi serta tidak menghapus akun prioritas, Pagodja akan mengmbil langkah strategis tanpa dialogis.

Dalam aksi mogok tanpa on the road selama menjalani aksi ini saja, banyak konsumen mengeluhkan karena sulit mendapatkan transportasi online ini. Selama aksi, driver Gojek sengaja tidak boleh mengambil penumpang. "Sampai ada himbauan dari Pagodja, untuk tidak melakukan bomb order fiktif, intimidasi, menyebar Hoax dan melakukan apa pun tanpa instruksi dari Pagodja," kata Wibi.

Sementara itu, Vice President Corporate Affair PT GI Michael Say mengatakan, para driver Gojek sebenarnya tidak perlu melakukan aksi demonstrasi. Alaaannya selama ini sudah ada saluran aspirasi melalui kopdar antara mitra driver Gojek dengan PT GI yang digelar setiap bulan.

Dia mengatakan, tarif Gojek lebih tinggi dari tarif transportasi online yang lain. Bahkan paling tinggi di industri transportasi online. "Karena kami selalu percaya, semakin tinggi tarif maka para mitra driver akan semakin sejahtera," jelasnya.

Dia mengatakan, tarif tinggi ini merupakan upaya menyeimbangkan antara supply dan demand di masing-masing kota. "Kenapa sih (tarif) tinggi banget itu, karena di dalam ekosistem ini tidak hanya satu pemain aja yang bisa dipertimbangkan," ungkapnya.

Michael mengataka, PT GI juga harus memikirkan dari sisi sudut lainnya. Saat supplier atau driver masih sedikit maka harganya lebih murah. Namun saat jumlah driver banyak maka tarifnya akan naik. Ini sesuai dengan hukum ekonomi.

Dia menegaskan, Gojek selalu menawarkan tarif tertinggi di Industri agar kesejahteraan driver juga paling tinggi. Saat ini, PT GI memang harus menyamakan dengan tarif industri. Meski ada penyesuaian tarif, namun di sisi lain ada Dimension Reduction Program untuk meningkatkan permintaan dari pelanggan. "Kami selalu mendorong transaksi dengan berbagai program promo," imbuhnya.

Promo khusus dilakukan di beberapa kota untuk menjaga supaya mitra tetap mendapatkan pendapatan yang baik. Di sisi lain, dengan penyesuaian tarif ini juga diharapkan suistanibility bisnis Gojek tetap berlangsung. Sehingga para driver Gojek tetap mendapatkan penghasilan.

Untuk akun prioritas yang juga dikeluhkan driver, Michael menegaskan dalam PT GI tidak ada yang namanya akun prioritas. PT GI menerapkan sistem alokasi yang baru untuk menghindari orang-orang yang menggunakan fake GPS.

"Kita mengenal tuyul dalam aplikasi ojek online. Suka nitik di satu tempat yang ramai. Namun dengan sistem yang baru ini sudah tidak bisa lagi. Sistem yang sekarang adalah pemerataan order," tandasnya.

Baca juga:  Driver Ojek Online Ini Tak Kapok Nyaleg untuk Ketiga Kalinya

Berita terkait
0
Banyak Kepala Daerah Mau Jadi Kader Banteng, Siapa Aja?
Namun, lanjut Hasto Kritiyanto, partainya lebih mengutamakan dari independen dibandingkan politikus dari parpol lain.