Surabaya - Mantan Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul akan mencoba seriusi dorongan dari masyarakat dan ulama untuk maju Pemilihan Wali Kota Pasuruan dengan melakukan komunikasi dengan partai politik. Upaya itu dilakukan oleh Gus Ipul pasca perayaan Idul Adha mendatang.
Gus Ipul mengaku sering mendapat tawaran untuk kesediaannya maju di Pilwali Pasuruan. Dorongan itu tidak hanya datang dari masyarakat, tetapi juga dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), sebagai parpol pemenang di Pemilihan Legislatif (Pileg) Kota Pasuruan tahun 2019.
Itu (Pasuruan) daerah kelahiran saya.
"Kami sering mendapat pertanyaan, bersedia apa tidak? Bagi saya ini adalah wacana dan dinamika jelang pilkada," kata Gus Ipul, di Surabaya, Sabtu 25 Juli 2020.
Mantan calon Gubernur Jatim yang berpasangan dengan Puti Guruh Soekarnoputra pada Pilgub 2018 itu menjelaskan, dorongan agar dirinya maju di Kota Pasuruan cukup beralasan.
Baca juga:
- Manuver PKB Jatim, Siapkan Gus Ipul Antara 2 Pilkada
- Ngaji Kebangsaan, Gus Ipul Ajak Merenung Jelang Pilpres
- Gus Ipul-Puti Kalah, Saksi Tolak Tandatangani Hasil Rekapitulasi
Mengingat mantan Menteri Percepatan Daerah Tertinggal era Presiden Abdurrahman Wahid itu kelahirannya di Pasuruan. Maka sangat wajar memiliki kedekatan dengan Pasuruan.
"Itu (Pasuruan) daerah kelahiran saya," katanya.
Meski banyak dorongan, Gus Ipul tidak mau terburu-buru untuk memberi kepastian maju atau menolaknya. Mengingat dirinya akan mengkaji terlebih dulu keseriusan dukungan para partai dan elemen masyarakat.
"Kami akan melihat lebih jauh dari para pimpinan partai. Dan elemen masyarakat yang bertanya kepada saya. Kami bertanya balik, "Saran panjenengan pripun?," tuturnya.
Selain membuka komunikasi dengan partai politik, Gus Ipul juga akan melakukan istikharah. Tak hanya itu saja, Gus Ipul juga akan melihat regulasi yang ada. Mengingat dalam Peraturan KPU, saat ini melarang mantan kepala daerah tingkat provinsi maju di pemerintah tingkat kabupaten/kota.
Namun hal itu bisa terbuka peluangnya, jika regulasi tersebut diubah dengan adanya keputusan dari Mahkamah Agung (MA).
"Di dalam politik, tidak ada yang tidak membuka diri. Semua kesempatan, semua wacana, kita terima," ucapnya. []