Rembuk Nasional Lawan Radikalisme, Aktivis 98 Sumut Siap Hadir di Monas

Rembuk Nasional lawan radikalisme, Aktivis 98 Sumut siap hadir di Monas. “Kami akan hadir dalam pertemuan itu untuk ikut menjaga NKRI dan merawat keberagaman,” kata Nicodemus Sitanggang.
Presidium Pena'98, Nicodemus Sitanggang membentuk panitia untuk mempersiapkan agenda dari wilayah Sumatera Utara dalam Rembuk Nasional Aktivis 98 di Jakarta. (Foto: Tagar/Wesly Simanjuntak)

Medan, (Tagar 14/6/2018) – Demi menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Aktivis 98 Sumatera Utara siap bergabung bersama ribuan aktivis gerakan mahasiswa tahun 1998 se-Indonesia dalam Rembuk Nasional di Lapangan Monas, Jakarta, 7 Juli 2018.

"Diagendakan 50.000 aktivis hadir di Monas. Rembuk Nasional memusyawarahkan pemikiran dan menyatukan langkah untuk menegaskan pentingnya menyelamatkan ke-Indonesian," kata Presidium Pena'98, Nicodemus Sitanggang dalam pertemuan aktivis mahasiswa '98 di Medan, Rabu (13/6) malam.

Nico menjelaskan, ada dua alasan yang melatarbelakangi kegiatan tersebut. Pertama soal ideologi. “Intoleransi, radikalisme, dan terorisme telah mengancam Pancasila dan merusak nilai-nilai kemanusiaan,” ujarnya.

Kedua terkait kondisi nasional. “Radikalisme, intoleransi, dan terorisme telah menyebar ke segala lapisan sosial dan aparatur pemerintahan. Mereka yang terpapar radikalisme telah menjungkirbalikkan fakta,” jelasnya.

Izin Anies Baswedan

Nico menginformasikan, untuk bergabung dalam agenda Rembuk Nasional di Jakarta, pihaknya di Sumut membentuk kepanitiaan.

Dalam pertemuan pembentukan panitia, dari 20 peserta yang hadir, Sri RM terpilih sebagai ketua. Barita Lumbanraja sekretaris dan Rolan Tambunan bendahara. Ketiganya sebagai panitia bertugas mempersiapkan agenda Rembuk Nasional Aktivis 98 dari wilayah Sumatera Utara.

"Kita juga akan membentuk koordinator di tiap-tiap kampus dan di 33 kabupaten/kota. Kawan-kawan itu nanti yang mengakomodir peserta yang mau ikut bergabung ke Monas," kata Sri RM, mantan aktivis 98 asal Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Dia menyebutkan, syarat untuk ikut bergabung dalam kegiatan tersebut, tidak terbatas hanya bagi aktivis 98 saja. Aktivis mahasiswa lainnya juga dilibatkan.

"Sebenarnya diutamakan mahasiswa yang benar-benar terlibat pada gerakan tahun 1998. Tapi di luar itu, bagi siapa saja yang mau ikut dapat menjadi pemantau. Pembiayaannya kita swadaya," ucap Sri.

Sekadar informasi, Aktivis 98 berencana mengundang Presiden Joko Widodo dan sejumlah tokoh nasional ke Rembuk Nasional. Aktivis 98 mengusulkan kepada Jokowi agar tanggal 7 Juli dijadikan sebagai Hari Bhinneka Tunggal Ika.

Selain itu, hingga berita ditayangkan Tagar News, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum dapat diklarifikasi terkait izin menggunakan Lapangan Monas sebagai tempat Rembuk Nasional Aktivis '98. (wes)

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.