Ratusan Juta Warga China Merayakan Liburan di Masa Pandemi

Berbulan-bulan dikungkung pandemi virus corona pekan ini ratusan warga China merayakan liburan Pekan Emas dengan tetap pakai masker
Salah satu tujuan liburan warga China pasca pandemi yaitu Tembok Raksasa China (Foto: bbc.com/indonesia/EPA).

Setelah jenuh karena dikungkung lockdown (penguncian) dan berbagai aturan terkait dengan pandemi virus corona baru (Coronavirus Disease 2019/Covid-19, diperkirakan lebih dari 500 juta warga China bepergian mengunjungi sanak saudara pada liburan 'pekan emas' selama sepekan sejak tanggal 1 Oktober 2020.

Sebelumnya warga China juga merayakan hari kemerdekaan ke-71 Negeri Tirai Bambu itu dengan suasana yang jauh berbeda dengan sitauasi beberapa bulan yang lalu ketika pandemi berkecamuk.

Kondisi saat ini sangat berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya ketika lockdown dan penerapan peraturan terkait dengan upaya pencegahan penularan virus corona. Warga China menjalani kehidupan keseharian yang jauh berbeda sejak kasus pertama virus corona ditemukan di Wuhan akhir Desember 2019.

Stasiun kereta api (KA) dan terminal sepi. Penerbangan domestik dan internasinal ditutup. Kegiatan keramaian di perkotaan dilarang. Karantina wilayah diberlakukan di beberapa kota. Warga menghabiskan hari demi hari di rumah atau di apartemen.

Namun, liburan 'Pekan Emas' yang berlangsung delapan hari mulai 1 Oktober 2020 kehidupan di China seakan kembali ke kondisi sebelum pandemi.

Perjalanan KA meningkat tajam dan pemesanan tiket penerbangan domestik pun naik tajam. Tapi, kondisi ini masih jauh jika dibandingkan dengan waktu yang sama pada tahun lalu.

Selain berkunjung ke kampung halaman dan mengunjungi sanak saudara di kota lain, warga pun berlibur ke tempat-tempat wisata. Seperti di Tembok Raksana China yang padat pada liburan 'Pekan Emas'.

Apa yang membuat ototoritas China tidak lagi melakukan pengawasan yang ketat?

Ketika dunia berkutat menghadap pandemi ternyata China bisa mengendalikan penyebaran virus corona. Data terakhir yang dilansir situs independen, worldometer, menunjukkan jumlah kasus virus corona di China sampai tanggal 4 Oktober 2020 sebanyak 85.434 yang menempatkan China pada peringkat ke-44 dunia dari 213 negara dan teritori serta 2 kapal pesiar.

Jumlah kasus itu jauh dari yang dilaporkan 43 negara yang menyalip China. Bahkan, Amerika Serikat, India, Brasil dan Rusia melaporkan kasus di atas 1 juta.

Padahal, di awal pandemi banyak kalangan yang memperkirakan China akan jadi 'neraka' pandemi virus corona. Tapi, karena langkah-langkah strategis yang dilakukan otoritas China pandemi bisa ditangani.

Misalnya, jumlah tes yang sudah dilakukan China dilaporkan sebanyak 160.000.000 dengan proporsi tes per 1 juta populasi sebanyak 111.163. Pengetatan lockdown wilayah di masa pandemi dan penerapan protokol kesehatan merupakan bagian dari keberhasilan China meredam pandemi.

Dari foto-foto yang menunjukkan perayaan kemerdekaan dan liburan warga China tetap memakai masker, salah satu cara untuk melindungi diri dari risiko tertular virus corona.

Kondisi yang jauh berbeda dengan beberapa negara yang menghadapi gejolak pandemi sehingga menambah jumlah kasus dari hari ke hari yang terus mendera rakyat. (Bahan-bahan dari: bbc.com/indonesia, worldometer, dan sumber-sumber lain). []

Berita terkait
Pandemi Covid-19 Global Brasil Salip China
Pandemi virus corona baru (Covid-19) lagi-lagi buka lembaran sejarah baru yaitu Brazil menyalip China dalam jumlah kumulatif kasus positif Covid-19
Presiden China Dukung Penyelidikan WHO Soal Corona
Pemerintah China mendukung tinjauan komprehensif World Health Organization (WHO) sebagai respons global terhadap pandemik coronavirus Covid-19.
Corona, China Diskriminasi Imigran Afrika
Warga Afrika yang tinggal di China merasa mendapat perlakuan yang diskriminasi dalam penanganan pandemi virus corona Covid-19.
0
Gempa di Afghanistan Akibatkan 1.000 Orang Lebih Tewas
Gempa kuat di kawasan pegunungan di bagian tenggara Afghanistan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan mencederai ratusan lainnya