Ratusan Anak Minta Komitmen Perlindungan dari Kekerasan

Orang tua harus lebih serius dalam mengawasi anak-anak, khususnya dari pengaruh negatif.
Dengan membentangkan spanduk dan membawa poster anak-anak Desa Karanggondang Kecamatan Mlonggo, Jepara mengkampayekan anti kekerasan terhadap anak, Senin (14/5/). (alf)

Jepara, (Tagar 14/5/2018) – Ratusan anak -anak warga Desa Karanggondang Kecamatan Mlonggo, Jepara mengkampanyekan anti kekerasan terhadap anak, Senin (14/5). Mereka meminta komitmen orang tua dan masyarakat secara umum agar memberi perlindungan, bukan justru melakukan tindak kekerasan kepada anak.

Sebagai bentuk kampanye anti kekerasan terhadap anak, ratusan anak berkumpul di Balai Desa Karanggondang untuk melakukan sejumlah kegiatan. Pertama penandatanganan pernyataan jika ratusan anak tersebut memerlukan perlindungan dari orang dewasa. 

Aksi ini dijawab oleh orang dewasa dengan menandatangani komitmen untuk melindungi anak-anak. Kegiatan dilanjutkan dengan aksi teatrikal yang menggambarkan dampat negatif gawai (gadget) bagi anak-anak. 

Sebagai bentuk kampanye, ratusan anak itu melakukan long march dari balai desa ke lokasi Kantor Perlindungan  Perempuan dan Anak (PPA) Eben Haezer.

Koordinator pengembangan anak Desa Karanggondang Sudar menjelaskan, kegiatan tersebut dilakukan sebagai bentuk kampanye ke masyarakat agar bersama-sama berkomitmen untuk melindungi anak-anak dari pengaruh gadget, narkoba hingga pornografi dan bentuk kenakalan anak-anak dan remaja lainnya.

“Pengaruh negatif gadget misalnya. Anak dengan mudah mengakses hal-hal yang negatif. Kita kesulitan dalam pengawasan. Maka tak ada cara lain selain penyadaran diri ke anak itu sendiri dan pengawasan dari orang tua dan masyarakat. Dengan alasan inilah kegiatan ini dilakukan sehingga semuanya bisa bergerak melindungi anak-anak,” terang Sudar.

Kasubid Perlindungan Anak pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Muji Susanto yang hadir dalam acara itu berpesan agar anak-anak bisa melindungi diri sendiri dan teman sejawatnya. 

Menurutnya, anak-anak harus bisa menjadi pelopor, yakni dengan mendorong teman-teman sejawatnya agar berani mencegah kekerasan. Juga menjadi pelapor ke guru dan orang tua jika ada teman seumuran yang menjadi korban kekerasan.

“Saya berpesan, jika ada orang selain ayah, ibu, saudara, kakek-nenek yang memegang pipi, mencium bibir memegang dada dan pinggul, maka kalian (anak-anak) harus marah. Sebab itu bisa mencegah dari kekerasan seksual terhadap anak. Di Jepara sendiri kasus ini banyak,” kata Muji.

Ia juga meminta agar orang tua lebih serius dalam mengawasi anak-anak mereka. Khususnya dari pengaruh negatif gawai. Sebab terlalu sering memegang teknologi ini, maka peluang terdampak dampak negatifnya pun besar.

“Jika tidak hati-hati, anak bisa menjadi korban, juga bisa menjadi pelaku. Kalau main gadget, tidak boleh lebih dari satu jam. Itu demi pertumbuhan dan kesehatan anak-anak itu sendiri,” tambah Muji. (alf)

Berita terkait
0
Kenapa Bharada E Penembak Brigadir J di Rumah Irjen Ferdy Sambo Status Saksi, Bukan Tersangka
Status masih saksi, bukan tersangka, Bharada E penembak Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo. Kenapa dia bukan tersangka, padahal dia menembak.