Bandung - DPD Partai Gerindra Jawa Barat optimistis dengan strategi yang sudah disusun tim pemenangan bisa memenangkan di lima wilayah dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020 di Jawa Barat. Wilayah yang dibidik tersebut diantaranya, prioritas pertama Kota Depok, lalu Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Tasikmalaya dan terakhir di Kabupaten Pangandaran.
“Target kita menang di 5 wilayah. Ambisi politik kita memang maunya menang disemua wilayah. Sama seperti partai politik lainnya. Tetapi, tetap dalam penyusunan strategi pemenangan ada perhitungannya, ada pemetaannya. Makanya, kita targetkan minimal menang di 5 wilayah,” tutur Sekretaris DPD Partai Gerindra Jawa Barat Abdul Harris Bobihoe kepada Tagar di Bandung, 18 September 2020.
Dari wilayah yang dibidik untuk menang tersebut, menurut Abdul Harris, Kabupaten Bandung sama sekali tidak ada dalam target pemenangan Gerindra Jawa Barat, karena suara partai Gerindra kurang di daerah tersebut. Sehingga sangat sulit apabila Gerindra memaksakan masuk di Kabupaten Bandung.
“Kabupaten Bandung tidak masuk dalam target, karena bagi kita bertarung disana sangat berat. Kita prioritaskan bisa menang di Depok karena suara Gerindra bagus, dan kita mengusung calon potensial menang yang merupakan kader sendiri,” kata dia.
Untuk strateginya, salah satu strategi pemenangan yang akan diterapkan yakni, mesin polik. Gerindra Jawa Barat akan memaksimalkan mesin politik sampai ke struktur partai terkecil, jaringan akar rumput. Termasuk memaksimalkan kader-kader yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD provinsi, kota atau kabupaten baik itu di wilayah yang daerahnya tidak melaksanakan Pilkada terutama wilayah yang sedang melaksanakan Pilkada serentak 2020.
“Penyusunan strategi pemenangan dan kampanye sudah dilakukan. Kita sudah buat namanya badan pemenangan Pilkada di Jabar bersama DPC-DPC. Kita sudah membagi tugas, dari DPC yang wilayahnya tak ada Pilkada terutama yang akan melaksanakan Pilkada. Semua dikerahkan untuk saling membantu, solid untuk lebih menguatkan,” ungkap dia.
Selain mesin partai lanjut Harris Bobihoe menjelaskan, strategi kampanye lainnya pun akan dimaksimalkan dengan berbagai penyesuaian mengingat kampanye masih ditengah pandemi Covid-19. Seperti, kampanye tatap muka atau kampanye langsung akan tetap menjadi prioritas atau paling banyak digunakan dibandingkan dengan kampanye daring dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Hal ini bercermin dari pengalaman Pilgub, Pileg dan Pilpres kemarin. Antusiasme calon pemilih untuk ikut kampanye tatap muka saja banyak yang setengah hati. Apalagi kampanye daring yang lebih menyita kuota dan waktu calon pemilih terutama di wilayah yang konektivitas internetnya masih rendah, sudah pasti tidak laku. Maka dari itu, Gerindra Jabar akan lebih banyak kampanye tatap muka dengan memilih atau menyesuaikan peta wilayah yang akan dibidik.
“Kita sudah bicara dengan teman-teman di DPC (dan tim pemenangan Pilkada Jabar) soal trik kampanye nanti agar bisa meraih suara sebanyak-banyaknya tetapi tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, atau tidak sampai melanggar aturan protokol kesehatan,” jelasnya.
Seperti mengerahkan anggota DPRD provinsi, kota atau kabupaten di dapilnya (dapil yang tengah melaksanakan Pilkada serentak) untuk segera masif melakukan sosialisasi, atau kegiatan lainnya yang sifatnya menarik calon pemilih.
“Intinya, di Pilkada Jabar ini kita akan tetap lebih bayak kampanye tatap muka langsung tetapi sifatnya terbatas untuk menghindari kerumunan massa (mencegah adanya kluster Pilkada). Jadi, kita aka lebih banyak door to door, peta wilayah dan skemanya sudah kita persiapkan yang jelas protokol kesehatan dan penyesuaian karena ada pandemi,” kata dia. []