Jakarta - Juru bicara (jubir) penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan pemerintah sedang giat melacak orang-orang yang melakukan kontak (contact tracing) dengan pasien kasus positif Covid-19. Upaya itu dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona agar tidak makin menyebar di Indonesia.
"Sekarang yang betul-betul kita lakukan kenceng adalah kontak tracing. Karena bagaimanapun juga cara menghentikan penyebaran ini dengan menemukan kasus positif sebagai sumber yang kemudian harus diisolasi. Kalau enggak dia akan menjadi sebaran di masyarakat sekitar itu," ucap Yuri di media center kantor presiden, Jakarta, Selasa, 10 Maret 2020.
Karena itu yang kita kejar betul itu tracing, dan tracing dilakukan dengan cara tak terbuka. Karena kalau terbuka akan kabur duluan.
Melihat pasien kasus positif corona di Tanah Air yang awalnya dua, kemudian menjadi enam, hingga 27 pada Selasa 10 Maret 2020, maka tindakan ini harus dilakukan. Yuri mengatakan bila orang dengan kasus positif corona tidak segera diisolasi maka penyebaran akan cepat terjadi.
"Karena itu yang kita kejar betul itu tracing, dan tracing dilakukan dengan cara tak terbuka. Karena kalau terbuka akan kabur duluan," kata dia.
Yuri menegaskan fasilitas isolasi bagi pasien diduga terinfeksi virus corona telah memadai di Indonesia. "Sangat cukup, iya sangat cukup," ujarnya.
Terhitung sejak Selasa, 10 Maret 2020, telah ada 8 pasien baru yang positif terinfeksi. Yurianto mengatakan, delapan pasien baru tersebut diidentifikasi dengan kode pasien 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, dan 27.
Penambahan sebanyak 8 orang tersebut, memperpanjang daftar jumlah orang yang konfirmasi positif virus corona di Indonesia menjadi total sebanyak 27 orang, dari sebelumnya yang berjumlah 19 orang pada Senin, 9 Maret 2020. []