Bangkalan - Angin puting beliung menerjang dua desa di Kecamatan Burneh, Bangkalan, Madura, Jawa Timur (Jatim). Dua kecamatan itu yakni Desa Banangkah dan Burneh. Akibatnya sejumlah pohon tumbang dan juga merusak jaringan listrik milik PT PLN.
Personel gabungan mulai dari kepolisian, kebencanaan, dan tenaga teknis PLN pun sibuk menyingkirkan pohon tumbang dan tiang listrik yang mengganggu akses jalan.
Fasilitas milik PLN sendiri misalkan dikalkulasi kurang lebih Rp 100 juta.
Manajer PLN Rayon Bangkalan Pangky Yongkinata mengatakan bencana puting beliung yang merobohkan tiang listrik membuat arus listrik di beberada titik desa harus dipadamkan. Di antaranya jalur ke wilayah Kecamatan Burneh, Galis, Tanah Merah, dan Kwanyar.
"Fasilitas milik PLN sendiri misalkan dikalkulasi kurang lebih Rp 100 juta. Di antaranya, enam tiang, dan satu trafo," kata Pangky.
Untuk menormalkan kembali aliran listrik, PLN mengerahkan sekitar 80 personel tenaga teknis. Mulai dari PLN Rayon Bangkalan, Blega, Sampang, Kamal, dan Pamekasan. Pada peristiwa ini, semua rayon di sekitar kejadian, mendapat atensi langsung dari pimpinan PLN Area Madura.
"24 jam mulai kemarin arus listrik masih belum normal. Saya targetkan tidak sampai besok akan selesai," ujarnya.
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangkalan Rizal Morris mengatakan, dalam sepekan bencana puting beliung sudah terjadi dua kali di Kabupaten Bangkalan, yakni pada tanggal 24 November, dan 9 Desember 2019.
"Awalnya, ada gumpalan awan hitam yang amat begitu mencekam. Pengendara yang melintas mulai menaruh kecurigaan. Warga yang menghubungi, khawatir sebenar lagi akan ada bencana," kata Rizal Morris ditemui Tagar di kantornya, Selasa 10 Desember 2019.
Rizal mengaku mendapat informasi dari salah seorang pekerja bangunan atas nama Syamsul Arifin. Syamsul semula memperhatikan keberadaan pengendara yang was-was dengan melihat gumpalan awan hitam dari arah laut dengan suasana mendung.
"Namun tiba-tiba awan hitam berubah jadi gerimis hujan, dan angin puting beliung itu menyambar ke sejumlah fasilitas umum," tuturnya.
Di lokasi kejadian, tampak seorang penjual tape ikut terhempas oleh robohnya ranting pohon, namun beruntung bisa diselamatkan. Sementara pengendara berhenti seketika untuk mewaspadai hantaman angin tersebut. Hingga puting beliuang hilang dan hujan mereda aktivitas pengendara kembali normal meski sedikit terganggu.
BPBD mendata, sedikitnya ada tujuh unit bangunan yang terkena hempasaran angin puting beliung. Rinciannya, 1 unit gudang semipermanen, 1 gudang bengkel, dan 5 warung makan.
Fasilitas lainnya berupa tiang listrik sebanyak 6 unit, dan empat pohon besar ikut terseret. Pemerintah mengkaji kerugian material bangunan akibat bencana tersebut kurang lebih Rp 150 juta. []