Puluhan Pengungsi Merapi di Sleman Jatuh Sakit

Puluhan pengungsi Merapi di barak Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, mengeluh sakit. Mayoritas mereka lansia.
Seorang tenaga medis sedang memeriksa pengungsi Merapi di barak Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah)

Sleman - Puluhan pengungsi di barak balai desa Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta mengeluh sakit. Tim kesehatan langsung turun tangan memeriksa kondisi warga yang terdampak adanya potensi erupsi Gunung Merapi pada waktu dekat ini.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo mengatakan, pengungsi yang mengeluhkan soal kesehatannya sampai Senin, 16 November 2020 sebanyak 123 orang. “Jadi kami itu sudah menerima kelurahan pengungsi sejak Sabtu, 7 November 2020. kemudian kami langsung melakukan pemeriksaan,” kata Joko kepada saat dikonfirmasi wartawan, Selasa, 17 November 2020.

Berdasarkan catatannya, pengungsi yang mengeluhkan sakit didominasi warga yang sudah lanjut usia (lansia). Mereka mengeluh pegel linu, pusing, perut kembung. “Sakit ringan tidak ada yang sampai harus dirujuk apalagi rumah sakit," ucapnya.

Baca Juga:

Untuk pengungsi anak-anak tidak ada masalah. Hanya saja mereka mengalami gatal-gatal biasa. Sejauh ini, petugas kesehatan sudah melakukan penindakan berupa pemberian obat-obatan. Cukup ditangani di pos kesehatan yang ada di barak pengungsian. Ketersediaan obat juga masih dalam kategori aman. Artinya, stok obat masih memadai untuk mencukupi kebutuhan pengungsi.

Sakit ringan tidak ada yang sampai harus dirujuk apalagi rumah sakit.

Sementara itu, relawan medis dari MRI ACT DIY yang melakukan aksi pelayanan kesehatan untuk warga Pandanpuro, Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Desa Hargobinangun sendiri merupakan salah satu lokasi yang berada di wilayah KRB (Kawasan Rawan Bencana) II.

Pada letusan Merapi 2010, warga Dusun Pandanpuro turut mengungsi di Stadion Maguwoharjo dan juga Lapangan Pojok. Adanya aksi layanan kesehatan gratis ini, langsung disambut antusias warga, dalam pelaksanannya tim Medis ER Merapi dibantu oleh tim APH untuk mengatur warga dan kesediaan obat. “Secara keseluruhan, pelaksanaan pelayanan kesehatan berjalan dengan baik dan lancar,” ungkap Nurhidayah koordinator relawan medis.

Baca Juga:

Kepala Dusun Pandanpuro, Asep Widodo mengatakan bersyukur karena ada relawan sudah memberikan pelayanan kesehatan gratis. Sejak pandemi Covid-19, dusun tersebut belum pernah ada pelayanan kesehatan untuk warganya. Pengecekan dan pelayanan kesehatan yang diadakan ini sangat membantu warga terutama ketika kondisi Merapi yang sudah memasuki status Siaga (level III).

Koordinator Tim Medis Emergency Response Merapi MRI-ACT DIY Nurhidayah, menyatakan, pelayanan kesehatan yang dilakukan ini akan dilanjutkan di lokasi-lokasi berikutnya di wilayah KRB Merapi. "Ketika warga nantinya harus mengungsi karena status Merapi dinaikkan atau terjadi erupsi, kami sudah memiliki data kondisi dan kebutuhan medis warga khususnya lansia di wilayah KRB," ungkapnya.

Dalam layanan kesehatan tersebut sedikitnya diikuti oleh 57 warga Dusun Pandanpuro, yang terdiri dari ibu-ibu dan lansia, dengan keluhan seperti hipertensi, ISPA dan lain lain. []

Berita terkait
Barak Pengungsian Merapi Dilengkapi Ruang Isolasi Mandiri
Barak pengungsian Gunung Merapi di Cangkringan Sleman dilengkapi ruang isolasi yang merupakan permintaan Raja Yogyakarta Sri Sultan HB X.
Update Gunung Merapi, Kubah Lava Baru Belum Terbentuk
BPPTKG menyampaikan saat ini belum muncul kubah lava baru meski Gunung Merapi terus menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik.
BNPB: Tahapan Peringatan Dini Erupsi Merapi Telah Terpenuhi
BNPB menilai semua tahapan munculnya peringatan dini erupsi Gunung Merapi telah terpenuhi. Apa saja tahapannya?
0
JARI 98 Perjuangkan Grasi untuk Ustadz Ruhiman ke Presiden Jokowi
Diskusi digelar sebagai ikhtiar menyikapi persoalan kasus hukum yang menimpa ustaz Ruhiman alias Maman.