Jakarta - Politisi non-aktif Nasdem Irma Suryani Chaniago membuat puisi untuk membalas puisi politikus Gerindra yang juga anggota DPR Fadli Zon. Puisi Irma Chaniago berjudul Nyanyian Kodok Bangkong Ditelan Sunyi. Puisi Fadli Zon berjudul Negeri di Tepi Jurang.
Irma Suryani mengirim puisinya itu kepada Tagar, Kamis, 21 Januari 2021. "Puisi balasan Irma untuk Fadli Zon," ujarnya.
Nyanyian Kodok Bangkong Ditelan Sunyi
Karya Irma Suryani Chaniago
Apalagi yang mau dia katakan
Kata-katanya selalu penuh bully dan caci maki
Apalagi yang mau dia suarakan
Suara-suaranya ditelan kasus korupsi
Apalagi yang mau dia lakukan
Semua fakta menunjukkan bahwa dia tidal punya konsistensi dan harga diri
Negeri sedang dirundung pendemi
Bukannya membantu malah korupsi
Negeri sedang dilanda bencana
Bukannya ikut menyantuni malah bikin puisi basi
Kebohongan kebencian kemunafikan terus diproduksi
Hanya untuk mempertahankan sebuah kursi
Ya Allah
Selamatkan negeri ini
Selamatkan rakyat kami
Dari manusia yang berlindung di balik SARA dan intoleransi
Amin
Sebelumnya, Rabu, 20 Januari 2021, Fadli Zon membuat puisi berjudul Negeri di Tepi Jurang, diunggah di akun Twitter.
Negeri di Tepi Jurang
Karya Fadli Zon
Apalagi yang mau kita katakan
Kata-kata berujung bui
Apalagi yang mau kita suarakan
Suara-suara berkabung sunyi
Apalagi yang mau kita lakukan
Semua dilarung tirani
Negeri di tepi jurang
Dililit utang terus menjulang
Wabah pandemi mengoyak bumi
Ketimpangan makin tinggi
Bencana di mana-mana
Di darat di laut di udara
Negeri di tepi jurang
Dijangkiti kebohongan kebencian kemunafikan
Negeri di tepi jurang
Dilanda kesombongan kebengisan penindasan
Ya Allah
Selamatkan negeri ini
Selamatkan rakyat kami
Amin
Kenapa Anda tidak keluar saja dari Gerindra?
Buang Energi
Puisi Fadli Zon tersebut mengundang pro kontra netizen. Akun @copralkampung berkomentar, "Terus terang saya bingung dengan posisi Anda, Bung, karena bos Anda bagian dari rezim. Dari politikus-politikus Gerindra, Anda yang paling beda, entah itu gimmick atau memang karena nurani. Artinya kan Anda beda dengan kebijakan partai, kenapa Anda dibiarkan oleh partai atau kenapa Anda tidak keluar saja dari Gerindra?"
"Main dua kaki bro, merapat ke pemerintah untuk amankan amunisi, mengkritik pemerintah supaya tidak hilang suara. Namanya juga politik," tulis @Geryon77.
Akun @elzhivago berkata, "Saya tidak berpikir terlalu rumit. Merasakan dalam keseharian bahwa hidup kini makin sulit. Masa bodo negara dengan utangnya yang melilit. Asal kami rakyat jelata jangan makin terhimpit. Kenyataannya kami susah cari duit, keduluan para demit."
"Mau jurang mau datar itu tergantung pola pikir dan kesungguhan diri menusia usaha. Kalau selalu negatif sama saja kita menjadi menusia ingkar, tidak bersyukur dan rida atas nikmat-Nya yang tidak terhitung. Karena sesuatu terjadi pasti atas kehendak-Nya. Paham, Pak," tulis akun @RadenAnas7.
Akun @arsadhadun1 berujar, "Apa kalau membela negara dan pemerintah itu katagori penjilat, jadi bingung, dan penentang pemerintah masuk kategori penghuni surga. Dunia terbalik."
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Rahmad Handoyo, menyatakan keheranan dengan cara Fadli Zon mengkritik pemerintah.
"Masih ada energi untuk menyampaikan seperti itu, tidak adakah kata yang lebih baik? Tidak adakah tulisan-tulisan yang lebih baik? yang positive thinking dalam rangka mengumpulkan energi untuk saling memberi semangat, saling memberikan satu penguatan, bukan malah energi negatif yang memunculkan pro kontra," ujar Rahmad Handoyo.
Ia menjelaskan saat ini bangsa Indonesia membutuhkan kebersamaan, gotong-rotong dan saling pengertian dalam menghadapi ujian pandemi Covid-19, bencana di berbagai daerah: gempa, banjir, erupsi gunung merapi.
Rahmad mengajak, daripada menghabiskan energi membahas puisi Fadli Zon, lebih baik menggelorakan pentingnya menerapkan perilaku 3M: menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, agar selamat dari ancaman serangan virus corona. []