Jakarta - Kematian Li Wenliang, seorang dokter mata China yang pertama mengeluarkan peringatan dini tentang wabah virus corona, sebelum secara resmi diakui sebagai virus baru memicu amarah dan gelombang duka publik pada pemerintah China.
Seperti dilansir dari Reuters, mereka menyampaikan berbagai tuntutan atas kematian dokter yang masih 34 tahun itu, melalui media sosialnya masing-masing.
"Pejabat Wuhan dan Hubei juga berutang permintaan maaf yang sungguh-sungguh kepada orang-orang Hubei dan negara ini," ucap editor tabloid Global Times Hu Xijin di media sosialnya.
Baca juga: Dokter Pengungkap Virus Corona Mati, HAM China Gagal
Mereka menyebut bahwa Li dipaksa untuk menandatangani surat pada 3 Januari 2020, yang menyatakan bahwa ia 'sangat mengganggu ketertiban sosial' dan diancam dengan tuduhan.
"Kami sangat berduka atas kematian dokter Wuhan Li Wenliang ... Setelah upaya penyelamatan semua upaya, Li meninggal pada pukul 2:58 pagi," kata People's Daily's Party dalam Twitter.
Sementara itu, salah satut pengguna Weibo menuturkan untuk menyalakan lilin atas kematian Li. "Nyalakan lilin dan bayar upeti," ujarnya di platform Weibo.
Zhan Jiang, seorang profesor jurnalisme dan komunikasi internasional di Universitas Studi Asing Beijing, meminta akun Weibo-nya untuk melindungi orang-orang seperti Li.
"Melindungi orang-orang yang memiliki perasaan benar dan salah dalam menyampaikan kata-kata yang setia kepada publik, dan mengungkapkan kebenaran," katanya.
Li Wenliang telah mengirimkan peringatan kepada sesama petugas medis tempat ia bekerja mengenai ditemukannya virus corona baru, 30 Desember 2019. Namun, saat itu polisi malah menuduhnya menyiarkan berita bohong dan meminta Li untuk berhenti menyebarkan hoaks.
Dokter spesialis mata itu kemudian tertular virus saat bekerja di Rumah Sakit Pusat Wuhan. Meski sempat dirawat nyawanya tidak tertolong, kata pernyataan rumah sakit yang merawatnya, seperti dilansir dari BBC News, Jumat, 7 Februari 2020. []