Puasa Ramadan, Komplek Sunan Kuning Tutup

Selama Ramadan Komplek Resosialisasi Argorejo tutup untuk menghormati Ramadan dan umat muslim yang berpuasa.
Rambu peringatan tutup pelayanan terpampang di pintu masuk Resos Argorejo yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kuning, Semarang. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang - Selama Bulan Ramadan Komplek Resosialisasi Argorejo tutup untuk menghormati Ramadan dan umat muslim yang melakukan ibadah puasa.

Di depan pintu masuk komplek yang terletak di Kelurahan Kalibanteng Kulon, Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah, tersebut diletakan rambu peringatan yang bertuliskan ‘Bulan Ramadan Tutup Total’.

Jika di hari biasa kendaraan (baik roda 2 dan roda 4) hilir mudik layaknya keramaian jalan raya, namun komplek yang lebih dikenal sebagai Sunan Kuning (SK) tersebut terlihat lebih lenggang di Bulan Ramadan. Tidak nampak Pemandangan mbak-mbak seksi mangkal dengan posisi mengundang syahwat, karena tempat karaoke dan wisma diliburkan.

Secara lisan maupun tertulis, semuanya kami minta pulang dan sudah pulang.

Sementara saat menjelang Maghrib dan malam hari, alunan warga mengaji terdengar dari toa Masjid Al Hidayah, yang terletak di samping kanan gerbang masuk Sunan Kuning.

Ketua Resosialisasi Argorejo, Suwandi Eko Putranto mengatakan atas kesepakatan pengurus dan pengusaha, Sunan Kuning lazim ditutup dari aktifitas hiburan selama Ramadan. Penutupan sementara itu sejak Minggu 5 Mei 2019. Para warga binaan diminta pulang ke tempat asal masing-masing.

“Secara lisan maupun tertulis, semuanya kami minta pulang dan sudah pulang,” kata Suwandi, Minggu 12 Mei 2019.

Pihak pengurus resosialisasi telah berkoordinasi dengan kepolisian dan Satpol PP untuk menertibkan penutupan sementara ini.

Bukan Warga Asli Semarang

Kabid Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang, Tri Waluyo mengapresiasi kebijakan yang diambil pengurus resos Argorejo. Tanpa himbauan ataupun instruksi, mereka punya kesadaran untuk menutup aktifitas hiburan malam.

“Selama bulan ramadhan ini, kami juga tidak ada kegiatan untuk pembinaan di lokalisasi sunan kuning. Sehingga apabila dilakukan penutupan akan lebih baik. Kalau di 2018 kami masih rutin menggelar pengajian di sana,” beber dia.

Dari catatan Dinsos, hampir 90 persen dari ratusan warga binaan di Sunan Kuning bukan asli warga Semarang. “Hampir semuanya pendatang,” imbuh Tri Waluyo. []

Baca juga:


Berita terkait