PSS Sleman Siap Dikonfrontir dengan Januar Soal Tuduhan Pengaturan Skor

Manager PSS Sleman, Sismantoro, membantah terlibat dalam skandal yang melukai spirit fairplay itu.
PSS Sleman menang 1-0 atas Madura FC dalam lanjutan babak 8 besar Grup B Liga 2 2018 di Stadion Maguwoharjo, Selasa (6/11). Pertandingan itu sempat diwarnai kericuhan di akhir laga. Pemicunya gol tunggal tercetak ketika pemain PSS sudah berada dalam posisi offside. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Sleman, (Tagar 30/11/2018) - Kesuksesan PSS Sleman promosi Liga 1 diwarnai dugaan skandal pengaturan skor. Manajemen melalui Manager PSS Sleman, Sismantoro, membantah terlibat dalam skandal yang melukai spirit fairplay itu.

Sismantoro menegaskan match mixing atau pengaturan skor saat Tim Super Elang Jawa kontra Madura FC itu tidak berdasar. Apalagi Januar mengatakan orang dalam PSSI, Hidayat, terlibat pengaturan skor yang pertama kali dibunyikan oleh Manager Madura FC Januar Herwanto tersebut.

Sismantoro mengaku pihak PSS siap dikonfrontir dengan Januar. "Kami belum pernah berhubungan langsung dengan keduanya," kata Sismantoro kepada Tagar News di Sleman, Jumat (30/11).

Bahkan pria yang juga Lurah Candibinangun, Cangkringan, Sleman ini siap membongkar kebenaran polemik pengaturan skor  tersebut. "Kami siap dikonfrontir demi kebenaran. Kami berpikir dipertemukan langsung perlu dilakukan, mana yang benar dan mana yang salah," paparnya.

Sismantoro mengakui polemik pengaturan skor tersebut menyudutkan tim Laskar Sembada yang sudah berjuang mati-matian demi memprebutkan tiket promosi Liga 1. "Kami ingin semuanya menjadi jelas, karena polemik ini menyudutkan kami," tegasnya.

Dugaan pengaturan skor tersebut mengemuka saat Januar blak-blakan di salah satu acara talk show yang disiarkan televisi nasional belum lama ini. Dalam keterangannya, Januar menyebut agar Madura FC mengalah kepada PSS Sleman.

Menurut Januar, jika Madura FC mengalah dari PSS Sleman, akan mendapatkan imbalan Rp 100 juta. Dia menyebut sosok yang akan memberi uang tersebut adalah anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hidayat. Januar tidak bersedia, lalu orang dalam PSSI tersebut menaikkan tawaran menjadi Rp110 juta.

Januar menegaskan tetap menolak hadiah Rp110 juta tersebut. Lalu, yang bersangkutan mengancam bakal "membeli" seluruh pemain Madura FC agar bermain tidak maksimal.

PSS dan Madura FC sendiri sama-sama berada dalam satu grup di babak penyisihan Liga 2. Kedua tim lolos ke babak delapan besar, masing-masing PSS Sleman sebagai pemuncak klasemen dan Madura FC di posisi ketiga klasemen.

Di babak delapan besar, PSS Sleman dan Madura FC kembali berada dalam satu grup, yakni Grup A bersama Persiraja Aceh dan Persita Tangerang. Di babak ini, PSS Sleman dan Persita yang lolos ke semifinal, Madura FC dan Persiraja masuk kotak.

Sepanjang musim ini, PSS Sleman dan Madura FC sudah bertemu empat kali, dua laga di babak penyisihan dan dua laga di babak delapan besar. Head to head kedua tim lebih unggul Madura FC. Dari empat laga itu, Madura FC menang tiga kali sedangkan PSS menang satu kali.

Suporter PSS Sleman pun cemas dengan skandal yang dituduhkan kepada tim kebanggaannya. Mereka risau kesuksesan timnya promosi Liga 1 ternodai hal yang memalukan itu. Mereka pun berharap dugaan pengaturan skor yang dituduhkan tidak benar. "Semoga itu hanya mengada-ada, hanya kecewa timnya (Madura FC) gagal promosi," kata Hendri, salah satu suporter PSS Sleman. []

Berita terkait