Jakarta - Psikiater dr Heriani Sp.KJ(K) mengatakan film Joker hanya untuk orang dewasa yang kuat secara mental dan mampu menghadapi masalahnya secara baik.
Ia menyebut film Joker bisa memicu ingatan orang yang pernah mengalami perundungan di masa lalu kembali muncul pada saat menonton.
Perundungan yang dialami Arthur Fleck sebenarnya banyak terjadi di dunia nyata di Indonesia.
"Itu untuk orang dewasa yang kuat secara mental, kalau dia pernah di-abuse waktu kecil itu bisa terbangkitkan," kata Heriani yang juga dokter kejiwaan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta, Jumat, 11 Oktober 2019, seperti diberitakan Antara.
Film yang disutradari Todd Phillips, menurutnya, bisa membuat penontonnya terbawa suasana dan merasakan secara nyata apa yang dialami oleh tokoh Joker si Arthur Fleck.
Kualitas akting dari Joaquin Phoenix yang memerankan Arthur Fleck, lanjutnya, memiliki cerita yang mirip dengan realita. Selain itu, setting suasana serta latar musik sangat mendukung membuat kisah Joker melekat pada ingatan penonton.
Bagi yang ingin menonton film Joker, kata dia, jangan sendirian, karena akan membuat kisah di film tersebut terngiang-ngiang dalam ingatan.
Menurut dia, meskipun Joker bagian dari film super hero DC Comics, namun banyak adegan kekerasan yang sadis, sehingga tidak diperuntukkan bagi anak kecil bahkan remaja.
Perundungan yang dialami Arthur Fleck sebenarnya banyak terjadi di dunia nyata di Indonesia. Dikhawatirkan apabila anak-anak yang menonton dan merasakan perundungan yang sama, bisa menelan mentah-mentah adegan dengan melukai orang yang melakukan perundungan.
Menurut Heriani, film Joker memberikan pesan moral kepada penontonnya untuk belajar mendengarkan cerita orang terdekat. Khususnya kepada orang tua juga harus bisa mendengarkan anak dan tidak selalu menyalahkan atau menasehati. []