PSI: Prabowo Harusnya Teladani Grace Natalie

PSI menyarankan capres Prabowo Subianto meneladani sikap Ketua Umum PSI Grace Natalie.
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019). Debat itu mengangkat tema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)

Jakarta - Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni (Toni) menyarankan agar capres nomor urut 02 Prabowo Subianto meneladani sikap Ketua Umum PSI Grace Natalie. Grace lapang dada terkait PSI tidak lolos ambang batas gagal masuk ke gedung hijau dalam Pemilu 2019.

"Pak Prabowo mestinya meneladani Grace Natalie, ketum PSI, yang dengan teguh hati mengakui kegagalan PSI masuk Senayan, karena hanya memperoleh 2% (sekitar 3 juta pemilih) suara nasional dari 4% yang disyaratkan UU,"  kata Toni melalui keterangan tertulisnya kepada Tagar News, Jumat 19 April 2019.

Penilaian Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf itu terkait sikap capres Prabowo yang tak kunjung mau mengakui kekalahannya dalam kontestasi Pilpres 2019. Bahkan, Ketum Gerindra sudah melakukan sujud syukur atas pencapaiannya, dan telah mendeklarasikan klaim kemenangan sebanyak tiga kali.

Toni memandang, keinginan rakyat untuk menjadikan 17 April 2019 sebagai puncak partisipasi politik, serta mengakhiri disparitas politik yang tajam, justru kandas di tengah jalan.

"Karena Pak Prabowo tidak menolak menyatakan kekalahannya, meski semua lembaga survei yang kredibel melalui quick count menunjukan kekalahan Prabowo," kata Toni.

Hasil hitung cepat atau quick count, menurut Toni, adalah metode saintifik-akademik yang sudah mapan, dan telah diterapkan di berbagai belahan dunia. "Yang dapat memberikan indikasi akurat pemenang Pemilu," jelasnya.

"Sayang, Pak Prabowo yang sering mengaku sebagai patriot dan negarawan, justru memperpanjang keterbelahan politik dengan menolak hasil quick count. Bahkan, mengumumkan dirinya sebagai pemenang pemilu," ucapnya terheran-heran.

Menurut Toni, peserta pemilu, termasuk capres, memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia, dengan mentradisikan membuat concession speech setelah quick count diumumkan ke publik.

"Siap menang dan siap kalah adalah tradisi penting demokrasi, yang gagal ditunjukan Prabowo. Mestinya dia belajar ke Grace Natalie," harapnya.

Baca juga:

Berita terkait
0
5 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membeli Hunian di Sentul
Selain Bekasi dan Tangerang Selatan, Bogor menjadi kota incaran para pemburu hunian di sekitar Jakarta. Simak 5 hal ini yang perlu diperhatikan.