TAGAR.id, Jakarta - Tsamara Amany telah mengundurkan diri dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) setelah 5 tahun menjabat sebagai Ketua DPP, ia menegaskan mengundurkan diri secara baik-baik, tanpa konflik apapun, atau perbedaan pandangan.
Menyikapi hal tersebut, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jakarta, Michael Victor Sianipar mengaskan, keputusan Tsamara mundur dari kepengurusan PSI harus dihormati dan apa pun sikap politiknya harus dilihat sebagai sebuah kebebasan berekspresi.
Michael juga mengingatkan para kader dan simpatisan PSI untuk tidak menyampaikan pernyataan bermuatan SARA kepada Tsamara .
“Kami harus hormati keputusan Tsamara. Perjuangannya harus dilanjutkan di tempat lain, tidak usah ditarik ke mana-mana. Menurut kami penghinaan terhadap Tsamara tidak boleh dilakukan atas alasan apapun. Ini kami tidak setuju,” kata Michael melalui keterangan tertulis pada Jumat, 22 April 2022.
Michael menilai, simpati yang ditunjukkan oleh suami Tsamara, Ismail Fajri, kepada Anies Baswedan merupakan kebebasan berekspresi. Ia pun meminta jangan ada pihak yang memancing keributan.
“Saya kira kita sudah kebablasan mengaitkan dengan ras. Kalau pun iya, suaminya dukung Pak Anies, ya tidak masalah juga. Setiap orang otonom kok menentukan pilihan. Saya harap jangan kita memperburuk situasi. Kita butuh persatuan buat bangkit dari pandemi,” ujarnya.
Michael berharap semua pihak, termasuk simpatisan PSI di Jakarta, agar tidak terlibat dalam penghinaan rasial. Menurutnya, tindakan itu sangat tidak layak dipertunjukkan di ruang publik.
“Saya imbau agar kader dan simpatisan PSI di Jakarta tidak ikut-ikutan. Masalah rasial ini bahaya. Polarisasi kita makin parah dan buruk, apalagi kita akan memasuki tahun politik, polarisasi makin buruk,” kata Michael.
Kami harus hormati keputusan Tsamara. Perjuangannya harus dilanjutkan di tempat lain, tidak usah ditarik ke mana-mana. Menurut kami penghinaan terhadap Tsamara tidak boleh dilakukan atas alasan apapun. Ini kami tidak setuju.
Michael juga meminta jangan ada pihak yang melabeli dan mencap orang dengan istilah “kadrun”, karena pelabelan itu bisa menimbulkan perpecahan.
“Kami akan tindak tegas kalau ada kader yang terlibat,” katanya.
Michael menyampaikan hal itu setelah spekulasi di dunia maya jika Tsamara mundur karena suaminya memuji kinerja Anies Baswedan dalam penanganan pandemi Covid-19. Sebab, seperti diketahui, PSI merupakan partai oposisi dan sering kali mengkritik Gubernur DKI tersebut.
”Salut atas kinerja Pak Gub @aniesbaswedan daam dalam penanganan Covid-19. Berdoa dan berharap yg terbaik untuk Jakarta dan Indonesia,” cuit akun Twitter @ifalatas milik suami Tsamara, Ismail Fajrie Alatas, dalam tangkapan layar.
Tsmara lalu bereaksi terhadap spekulasi warganet itu.
”Politik hari ini: perempuan dianggap tidak bisa mengambil keputusan secara independen. Seolah perempuan itu objek lemah yg dengan mudah ‘disuruh’ & ‘dipengaruhi’ oleh laki-laki. Dan, agak norak nggak sih, cari twit pasangan saya yg dari dulu gak pernah tertarik politik praktis?” cuit Tsamara, pada Kamis, 21 April lalu.
Setelah pengunduran diri Tsamara dari PSI dan spekulasi tersebut, muncul serangan rasial terhadap Tsamara dan Ismail Fajrie. Melalui cuitan Twitter-nya, ia merespons serangan rasial itu sebagai fasis nasionalis.
“Islamo-fascists on one side, nationalist-facists on the other. Good luck Indonesia,” cuit Ismail Fajrie pada Jumat, 22 April 2022. []
Baca Juga
- Mengenal Sosok Suami Tsamara Amany Bukan Orang Biasa
- Disebut Calon Menteri Jokowi, Ini Kata Tsamara Amany
- Tsamara Amany, Inspirator Milenial Berpolitik
- Profil Ismail Fajrie Alatas Tunangan Tsamara Amany