Proses Penyebaran C-19 di Puskesmas Kotagede Jogja

Puskesmas 1 Kotagede Kota Yogyakarta sempat ditutup karena ada petugas yang positif terpapar C-19. Berikut kronologinya.
Sejumlah mobil terparkir di halaman Puskemas Kotagede 1 Kota Yogyakarta, Senin, 24 Agustus 2020. Puskemas tersebut sempat ditutup sementara pada 19 Agustus 2020 lalu karena ada yang terpapar C-19. (Foto: Tagar/Gading Persada

Yogyakarta - Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskemas) Kotagede 1 menjadi satu dari dua Puskemas di Kota Yogyakarta yang sempat ditutup pada 19 Agustus 2020 karena ditemukan kasus positif C-19 atau Covid-19. Satu petugas laboratorium dan seorang satpam di puskemas tersebut diketahui positif corona. Diduga terpapar dari seorang pengunjung yang memeriksakan kesehatannya di puskemas itu. Berikut kronologisnya:

Kepala Puskesmas Kotagede 1 Drg Arief Haritono menceritakan terpaparnya dua orang di Puskemas tersebut bermula ketika ada seorang ibu yang memeriksakan diri di bagian KIA atau Keluarga, Ibu dan Anak. Ibu tersebut diketahui sedang hamil dan melakukan pemeriksaan kehamilan rutin di puskemas tersebut.

Menurut dia, seperti yang sudah-sudah, setiap orang yang akan masuk ke puskemas tentu harus melalui tahapan pengecekan dahulu terutama untuk penerapan pencegahan Covid-19. Saat itu si ibu masuk dari pintu depan lalu diperiksa suhu tubuhnya oleh satpam dengan menggunakan thermal gun.

"Setelah itu dia langsung menuju ruang pendaftaran. Setelah menunggu si ibu tadi ke ruang KIA untuk memeriksakan kehamilannya, kemudian melakukan cek darah di laboratorium puskemas, setelah selesai si ibu pulang ke rumahnya,” kata Arief saat dihubungi Tagar, Senin, 24 Agustus 2020.

Hasilnya satu satpam terkonfirmasi positif, satu tenaga lab kami juga positif corona.

Setelah itu, Arief mengaku mendapatkan laporan bahwa si ibu yang hamil tadi diketahui positif Covid-19. Mendapatkan laporan itu, dirinya langsung menginstruksikan seluruh pegawai di puskemasnya untuk melakukan swab test.

Total ada 10 orang yang harus menjalani swab test hingga akhirnya pada Selasa, 18 Agustus 2020 malam diketahui ada dua orang yang menjalani swab test itu hasilnya positif C-19.

“Total ada 10 orang yang diswab test. Empat orang bidan, dua dokter, dua satpam dan dua tenaga laboratorium. Hasilnya satu satpam terkonfirmasi positif, satu tenaga lab kami juga positif corona,” ungkapnya.

Baca Juga:

Mengetahui ada yang positif, pihaknya langsung menutup sementara puskemas tersebut. Dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, diberi izin penutupan satu hari. Selama penutupan pihaknya melakukan pengasapan dan penyemprotan cairan disinfektan ke seluruh ruangan dan bagian puskemas.

“Dinkes memberikan izin satu hari ditutup. Untungnya ada libur panjang kami maksimalkan untuk pembersihan dan dua kali sterilisasi ruangan yakni pada Rabu, 19 Agustus 2020, dan Jumat, 21 Agustus 2020. Kami gunakan fogging dari Dinkes karena bisa bertahan 14 hari untuk membunuh virus serta cairan disinfektan,” jelasnya.

Lebih lanjut Arief menjelaskan, mereka yang terkonfirmasi positif saat ini sudah melakukan isolasi mandiri dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG). Pemaksimalan pemberian multivitamin juga dilakukan agar mereka cepat sembuh.

“Antisipasi ke depan kami perketat keamanan untuk membantu screening mereka yang masuk ke puskesmas. Untuk APD sebenarnya kami sudah gunakan, tapi tempat tempat yang diluar dugaan menjadi lokasi penyebaran malah menjadi lokasi tersebut,” tutup Arief. []

Berita terkait
Alasan Penutupan Dua Puskesmas di Kota Yogyakarta
Dua puskesmas di Kota Yogyakarta sempat ditutup pada saat bersamaan karena ada petugas dan pasien yang terpapar virus C-19.
3.713 Kasus Selama Razia Masker di Yogyakarta
Dalam razia terhitung 4-23 Agustus 2020, ditemukan 3.713 kasus warga tanpa masker di Provinsi DIY, terbanyak di Malioboro Yogyakarta.
Wali Murid di Yogyakarta Tentang Kuota Belajar 10GB
Paket Kuota Belajar sebesar 10GB yang diluncurkan oleh salah satu provider, disebut sangat membantu orang tua siswa dalam pembelajaran daring.
0
Kemenkes Ingatkan Masyarakat Agar Waspada karena Kasus Covid Meningkat
Meski kenaikan kasus di Indonesia masih dapat dikendalikan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan masyarakat untuk waspada