Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) tak masalah dengan berbagai promo yang ditawarkan oleh aplikator transportasi online, misalnya untuk ojek online (ojol). Hanya saja, promo yang ditawarkan tak boleh melebihi batas tarif yang telah ditentukan.
“Promo sebetulnya sah-sah saja karena itu kan daya tarik konsumen, tetapi dalam aturannya kan sudah ada ketentuan tarif batas bawah dan tarif batas atas,” ucap Sekretaris Harian YLKI Agus Suyatno kepada Tagar, Senin, 20 Januari 2020.
Kenapa penting memperhitungkan promo dengan menyesuaikan batas tarif bawah, tarif atas, dan tarif minimal, karena kata dia, ketika promo muncul akan ada efek. Entah jangka pendek atau efek jangka panjang, dampaknya memengaruhi konsumen, para driver bahkan aplikator itu sendiri.
Baca juga: Wacana Tarif Ojol Naik, YLKI: Mau Sampai Batas Mana?
Misalnya, efek jangka pendek konsumen akan merasa untung karena mereka mendapatkan harga lebih murah dari tarif batas biasanya dari aplikator.
Sementara, efek jangka panjang dari promo yang ditawarkan di luar tarif batas menurutnya juga berbahaya. “Kalau kemudian salah satu pesaing kalah dan kemudian hanya satu aplikator atau satu pemenang dan jadi monopoli. Itu yang berbahaya,” ujarnya.
Jadi, menurut dia untuk lebih sehatnya promo boleh tapi rentang batas tarif bawah, tarif atas, dan tarif minimal yang telah ditentukan melalui Keputusan Menteri Perhubungan.
“Promo itu jangan sampai menjadi predatory pricing di salah satu aplikatornya, akan berbahaya,” kata dia.
Lalu, kenapa kadang-kadang konsumen merasa tarif satu aplikator lebih murah dari tarif aplikator lainnya seusai promo. Menurutnya ada kemungkinan ada permainan harga yang dipatok aplikator, yakni di bawah ambang tarif.
“Promonya itu banyak yang kemudian dia bermain di tarif batas bawah. Jadi kan tidak fair, karena kan di kita ada dua aplikator yang satu memainkan tarif batas tinggi yang satu tidak,” tuturnya.
Ketika hal tersebut dilakukan aplikator, jatuhnya kata dia akan ada disparitas yang cukup tinggi. Padahal, idealnya promo tidak bermain di bawah batas tarif.
Ia menjelaskan meskipun ada promo harusnya, tetap mematuhi itu. “Jadi dicari batas atas kemudian dipromokan menjadi tarif batas bawah. Seperti itu. Tapi tidak bisa di bawahnya,” ucap Agus. []