Profil Pendiri Samsung Lee Byung-chul, Anak Tuan Tanah Kaya Raya

Samsung asal Korea Selatan didirikan oleh Lee Byung-chul dari keluarga kaya raya pemilik tanah, berikut profil lengkap pendirinya.
Pendiri Samsung Lee Byung-chul. (Foto:Tagar/theinvestor.co.kr)

Jakarta – Samsung sudah tidak asing bagi kita. Merk terkenal asal Negeri Ginseng, Korea Selatan itu sudah ada sejak 1 Maret 1938. Hingga saat ini perusahaan yang didirikan oleh Lee Byung-chul ini sudah beroperasi di 58 negara dan memiliki lebih dari 208.000 pekerja. 

Samsung juga menjadi salah satu merek terbesar di dunia dengan keluaran ponsel-ponsel cerdasnya yang canggih dalam persaingan bursa pasar gawai. Di balik kesuksesan yang saat ini di raih oleh Samsung, yuk simak dulu perjalanan seorang Lee Byung-chul hingga akhirnya Samsung bisa mendunia.

Lee Byung-chul lahir di Uiryeong, Gyeongsang Selatan pada tanggal 12 Februari 1910 dan meninggal di Seoul, Korea Selatan pada tanggal 19 November 1987 merupakan seorang pendiri Group Samsung. Selain sebagai orang yang dikenal sebagai pendiri pertama kali Samsung, dirinya juga terlahir dari keluarga kaya raya pemilik tanah terkenal dari Klan Lee, yang berasal dari Gyeongju-Timur Laut Korea Selatan. 

Samsung Electronics CoIlustrasi Samsung Electronics Co. (Foto: Tagar/Yahoo Finance).

Suami dari Park Du-eul ini diketahui sempat mengenyam pendidikan di Universitas Waseda Tokyo, Jepang. Tetapi, kuliahnya tidak sempat di selesaikan. Dari hasil pernikahannya, ia dikaruniai anak yaitu Lee Kun-hee, Lee Myung-hee, dan Lee Maeng-hee. Seperti yang diketahui, dirinya merupakan penganut Konghucu.

Bermodalkan hasil warisan orang tuanya yang sudah tiada, Lee membuka usaha pertamanya yaitu penggilingan padi. Namu, usaha pertama yang ia lakukan ini gagal dan akhirnya tutup. Pada tahun 1938, Lee pindah ke kota Daegu dan mendirikan perusahaan yang bernama Samsung Sanghoe. 

Pada mulanya, Samsung merupakan sebuah perusahaan perdagangan kecil dengan jumlah karyawan 40 orang berlokasi di Su-dong yang saat ini menjadi Ingyo-dong. Perusahaan tersebut bergerak di bidang perdagangan ekspor di Korea, menjual ikan kering, sayuran, mie dan buah-buahan ke negara Cina. Hingga akhirnya, perusahaan Lee berkembang pesat dan memindahkan kantor pusatnya ke Seoul tahun 1947.

Ilustrasi Samsung GroupIlustrasi Samsung Group. (Foto: Tagar/IDNTimes)

Ketika Perang Korea pecah, dirinya terpaksa meninggalkan Seoul dan akhirnya pindah ke Busan. Di kota sebelah selatan Korea Selatan inilah, ia kembali membangun pabrik gula pertama di Korea yang bernama Cheil Jedang.

Saat Perang Korea telah usai, tepatnya pada tahun 1954, Lee melebarkan sayap bisnisnya dengan mendirikan Cheil Mojik dan membangun pabrik wool terbesar yang pernah ada di Korea letaknya di Chimsan-dong, Daegu. 

Merasa dirinya telah sukses merintis bisnis dari bawah, Lee memiliki keinginan agar Samsung mampu menjadi perusahaan yang besar di berbagai industri. Kemudian, Samsung pun melakukan ekspansi dengan menambah jaringan bisnis seperti asuransi, ritel, dan sekuritas.

Samsung StoreIlustrasi Samsung Store. (Foto: Pinterest)

Lee bersama dengan Cho Han Jai yang dikenal sebagai pendiri Grup Hyosung, kemudian sama-sama berinvestasi di sebuah perusahaan baru bernama Samsung Mulsan Gongsa atau Samsung Trading Corporation. Perusahaan tersebut saat ini lebih dikenal sebagai Samsung C&T Corporation. 

Tetapi, setelah beberapa tahun bekerja sama akhirnya keduanya memutuskan untuk menghentikan segala macam perusahaan yang telah mereka bangun. Kerja sama tersebut terhenti dikarenakan perbedaan sudut pandang soal biaya manajemen. Karena peristiwa tersebut membuat Samsung dipisah menjadi Grup Samsung dan Grup Hyosung, Hankook Tire, dan berbagai macam bisnis lainnya.

Sepanjang tahun 1958 sampai tahun 1970an, Samsung bergerak di industri keuangan, media, bahan kimia, dan pembuatan kapal. Pada akhir tahun ‘60an, Samsung Grup mulai masuk kedalam industri elektronik. 

SamsungIlustrasi Samsung Pavilion.(Foto:Tagar/Ist)

Tanpa membutuhkan waktu yang lama, terbentuklan beberapa divisi yang menyangkut dengan elektronik yaitu, Samsung Electronics Devices, Samsung Electro-Mechanics, Samsung Corning, Samsung Semiconductor & Telecommunications, dan membuat fasilitas di Suwon. Siapa sangka, jika produk pertama hasil perusahaan Samsung yaitu satu set televisi hitam putih.

Pada tahun 1980, Samsung mengakusisi Hanguk Jeonja Tongsin yang berbasis di Gumi. Sejak saat itulah, awal mula perusahaan ini memasuki pasar perangkat keras telekomunikasi. Produk selanjutnya adalah Switchboard yakni sebuah panel elektronik besar yang biasanya dipasangi berbagai instrument seperti kabel sebagai penghubung sirkuit telepon. 

Produk hasil debutnya tersebut terus dikembangkan menjadi manufaktur sistem telepon dan faksimili, hingga akhirnya menjadi pusat dari manufaktur ponsel Samsung. Saat ini, perusahaan yang dibesarkan oleh jerih payah Lee sudah membuat lebih dari 800 juta ponsel di seluruh dunia.

Supaya tidak terpecah belah, semua divisi yang ada pun disatukan kembali di bawah naungan Samsung Electronics pada tahun 1980. Namun, setelah kematian Lee pada tahun 1987, Samsung dipecah menjadi empat kelompok bisnis yaitu, Grup Samsung, Grup Shinsegae, Grup CJ, dan Grup Hansol.

Logo SamsungLogo Samsung

Sejak 1990, Samsung semakin mendominasi global atas produk-produk elektroniknya, khususnya handphone dan semikonduktor. Dua produk tersebut di sebut-sebut sebagai sumber pendapatan paling besar selama ini.

Pada tahun 2015, Samsung Electronics tercatat sebagai perusahaan teknologi informasi terbesar kedua di dunia dari sisi pendapatan dan peringkat kelima dalam nilai pasar. Disisi lain, pada tahun 2010, Samsung Heavy Industries yang merupakan pembuat galangan kapal terbesar kedua di dunia dari segi pendapatan. 

Adapun Samsung Engineering dan Samsung C&T masing-masing menjadi perusahaan konstruksi terbesar ke-13 dan ke-36. Samsung Life Insurance, yang bergerak di bidang asuransi jiwa menjadi perusahaan asuransi jiwa terbesar ke-14 di dunia. Sedangkan Cheil Worldwide tercatat sebagai biro iklan terbesar ke-15 di dunia dari sisi pendapatan pada tahun 2015.

Samsung juga disinyalir mempunyai pengaruh yang kuat dalam perkembangan ekonomi, politik, media, dan budaya Korea Selatan. Perusahaan-perusahaan afiliasinya memproduksi sekitar seperlima dari total ekspor yang ada di negara Korea Selatan dengan pendapatan Samsung secara keseluruhan setara dengan 17% Produk Domestik Bruto (PDB) negara Asia Timur itu.

Ternyata tidak semua perusahaan dengan brand terkenal saat ini memang didirikan untuk seperti yang sudah popular saat ini. Seperti, Perusahaan Grup Samsung yang saat ini lebih dikenal oleh publik sebagai perusahaan elektronik telekomunikasi. Padahal awalnya, perusahaan ini bergerak dalam bidang yang jauh berbeda dengan saat ini.

Setelah kematian Lee Byung-chul, property yang Lee miliki dikenal dengan nama Ho-Am, sudah dibuka untuk umum. Koleksi seninya dianggap sebagai salah satu koleksi pribadi terbesar di Korea Selatan dan menampilkan sejumlah benda seni yang telah ditetapkan sebagai harta nasional oleh Pemerintah Korea Selatan. Ho-Am sendiri saat ini berada tidak jauh dari Taman Everland, taman hiburan paling terkenal di negara ginseng tersebut, yang juga dimiliki oleh Grup Samsung.

(Alvika Septianingrum)

Berita terkait
Lee Kun Hee Meninggal, Saham Samsung dan Afiliasi Melesat
Saham Samsung Group dan afiliasi menguat pada perdagangan Senin, 26 Oktober 2020 pasca meninggalnya Lee Kun Hee.
Kisah Lee Kun Hee, Membangun Samsung Jadi Raksasa Elektronik
Di tangan dingin Lee Kun Hee, produsen televisi kecil berhasil"disulap" menjadi raksasa elektronik disegani dunia bernama Samsung.
Profil Lee Chih-kung, Mundur Setelah Pemadaman Listrik
Menteri Ekonomi yang saat itu menjabat langsung mengundurkan diri.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.