Profil Gatot Eddy Pramono, Dijagokan Calon Kapolri

Gatot Eddy Pramono menjadi salah satu calon kuat Kapolri pengganti Idham Azis. Ia berpengalaman di bidang reserse.
Wakapolri, Komjen Gatot Eddy Pramono. (Foto: Wikipedia)

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukan) Mahfud Md menyampaikan lima nama jenderal bintang tiga yang diusul oleh Kompolnas kepada Presiden Joko Widodo untuk menggantikan posisi Idham Azis yang akan pensiun dari jabatan Kapolri.

Mahfud mengatakan dari lima tersebut akan dipilih oleh Presiden Jokowi. Kemudian, diajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) sebagai rekomendasi.

“Saya sudah menyerahkan nama-nama calon Kapolri untuk dipilih oleh Presiden agar diajukan ke DPR,” ujarnya melalui akun Twitter pribadinya @mohmahfudmd pada Jumat, 8 Januari 2021.

Profil Gatot Eddy Pramono

Gatot Eddy Pramono sebagai Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia menggantikan Komisaris Jenderal (Purn) Ari Dono Sukmanto yang pensiun pada 1 Januari 2020. Gatot dilantik di Gedung Badan Reserse Kriminal Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 7 Januari 2020.

Pria kelahiran Solok, Sumatera Barat, 28 Juni 1965 ini merupakan lulusan Akpol tahun 1988 ini sejak 20 Desember 2019 mengemban amanah sebagai Wakapolri.

Posisinya sebagai Kapolda Metro Jaya digantikan Inspektur Jenderal Nana Sujana. Semasa menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya, Gatot melewati beragam peristiwa. Mulai dari pemilu presiden hingga penolakan Rancangan Undang-undang KUHP dan pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Bukan hanya menangani beragam peristiwa tersebut, saat menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya, Gatot juga merilis sejumlah aplikasi untuk memudahkan pelayanan kepada masyarakat, di antaranya aplikasi e-Drives, Help Renakta, dan Satpam Mantap.

Aplikasi e-Drives, misalnya, digunakan untuk melakukan penilaian secara elektronik pada masyarakat yang sedang melakukan ujian praktik membuat Surat Izin Mengemudi (SIM). Dengan aplikasi ini, penilaian dalam sistem dilakukan secara transparan.

Aplikasi e-Drives, kata Gatot saat rilis waktu itu, merupakan salah satu upaya untuk mengubah cara pengujian SIM dari sistem konvensional menjadi elektronik. Semuanya bakal dilakukan secara komputerisasi, bukan lagi secara manual.

Selanjutnya, aplikasi Help Renakta, adalah hasil kerja sama dengan dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ada tiga fitur dalam aplikasi Help Renakta, yakni mendeteksi keberadaan pemilik ponsel dengan sistem peta real time. Kemudian, fitur empat tombol darurat yang digunakan untuk meminta bantuan, menghubungi operator, buzz, dan call Renakta.

Fitur selanjutnya dari aplikasi Renakta adalah jendela informasi, berisi kumpulan informasi bantuan hukum, anak hilang, dan panduan wajib untuk penyuluhan hukum untuk korban kejahatan.

Sementara, aplikasi Satpam Mantap, dibuat untuk memanfaatkan satpam yang bekerja di perumahan di Jakarta. Semua dilakukan untuk mendeteksi dini kejahatan di tempat umum.

Kinerja Gatot kala itu mendapat pujian dari Kapolri Jenderal Idham Azis, yang hadir dalam acara rilis tersebut. Ia menilai Gatot layak mendapatkan apresiasi dan penghargaan. Gatot pun dianggap layak menjabat di lingkungan Markas Besar Kepolisian RI.

Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane saat itu menilai Gatot pantas menduduki jabatan Wakapolri. Neta menyebut tiga alasan Gatot pantas menjadi Wakapolri.

Pertama, Gatot pernah dijagokan internal Polri untuk menjadi Kapolri. Kedua, prestasi Gatot saat pendidikan kepolisian cukup menonjol. Ketika di PTIK dan Sespim, Gatot selalu bersaing dengan Tito Karnavian. Ketiga, saat proses Pilpres, Gatot sebagai Kapolda Metro Jaya 'cukup berdarah-darah' mengamankan ibu kota yang kerap diterjang aksi demonstrasi yang diwarnai kerusuhan.

Sebelum menjabat Kapolda Metro Jaya, Gatot pernah dipercaya menjabat sebagai Kapolres Blitar, Sekretaris Pribadi Kapolri, dan Kapolres Metro Depok (2008).

Selanjutnya, dia pernah menjabat Kapolres Metro Jaksel (2009), Direktur Reskrimum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya (2011), Analis Kebijakan Madya bidang Pidum Bareskrim Polri (2012), Kabagdukminops Robinops Sops Polri (2013).

Dia juga pernah menduduki posisi Karolemtala Srena Polri (2014), Wakapolda Sulsel (2016), Staf Ahli Sosial Ekonomi (Sahlisosek) Kapolri (2017) dan yang terakhir Gatot menjabat sebagai Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kapolri.

Tahun 2018, Gatot juga dipercaya menjadi Ketua Satgas Nusantara. Satgas ini dibentuk agar Pilkada Serentak 2018 bisa berjalan aman.

Riwayat Pendidikan

  1. 1988 AKABRI A
  2. 1996 PTIK
  3. 2002 SESPIM
  4. 2012 SESPIMTI
  5. 2015 S3 Doktor Ilmu Kriminologi di Universitas Indonesia

Kepangkatan

  1. Letnan Dua Polisi
  2. Letnan Satu Polisi
  3. Kapten Polisi
  4. Mayor Polisi
  5. Ajun Komisaris Besar Polisi
  6. Komisaris Besar Polisi
  7. Brigadir Jenderal Polisi
  8. Inspektur Jenderal Polisi
  9. Komisaris Jenderal Polisi

Riwayat Jabatan

  1. 1988 Wakil Kepala Kepolisian Sektor Selektif Wlingi Resor Blitar
  2. 1988 Kepala Kepolisian Sektor Srengat Resor Blitar
  3. 1991 Komandan Peleton Taruna Akabri Semarang
  4. 1991 Perwira Administrasi Operasi Pusat Komando dan Pengendalian Kepolisian Daerah Metro Jaya
  5. 1992 Perwira Menengah Kepolisian Daerah Metro Jaya
  6. 1993 Kepala Sub Unit Curi Direktorat Serse Kepolisian Daerah Metro Jaya
  7. 1994 Perwira Menengah pada Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian
  8. 1996 Kepala Sekretariat Operasi Pusat Komando Pusat Komando dan Pengendalian Biro Operasi Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur
  9. 1998 Kepala Kepolisian Sektor Cempaka Putih Resor Metro Jakarta Pusat
  10. 1999 Perwira Bantuan Muda Tugas Khusus Perwira Bantuan IV/Staf Personil Polri
  11. 2001 Perwira Penghubung Protokol Kapolri
  12. 2002 Kepala Satuan I/Pidana Umum Direktorat Reserse Kriminal Kepolisian Daerah Jawa Timur
  13. 2005 Kepala Kepolisian Resor Blitar
  14. 2006 Sekretaris Pribadi Kapolri
  15. 2008 Kepala Kepolisian Resor Depok
  16. 2009 Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan
  17. 2011 Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya
  18. 2012 Analis Kebijakan Madya Bidang Pidana Umum Badan Reserse Kriminal Polri
  19. 2012 Analis Kebijakan Madya Bidang Pengkajian Strategi Staf Operasi Polri
  20. 2013 Kepala Bagian Dukungan Administrasi Operasional Biro Pembinaan Operasi Staf Operasi Polri
  21. 2014 Kepala Biro Kelembagaan Tata Laksana Staf Perencanaan dan Anggaran Polri
  22. 2016 Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan
  23. 2017 Staf Ahli Sosial Ekonomi Kapolri
  24. 2018 Asisten Perencanaan dan Anggaran Kapolri
  25. 2019 Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya
  26. 2019 Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. [] (Amira Salsabila Aprilia)


Berita terkait
Profil Agus Andrianto, Jenderal Bintang Tiga Calon Kapolri
Nama Agus Andrianto yang saat ini menjabat sebagai Kabaharkam juga masuk dalam bursa calon Kapolri yang diusulkan Kompolnas kepada Jokowi.
Profil Boy Rafli Amar, Calon Kapolri Pilihan Jokowi
Bahkan saat menjadi Kapolda Banten, Boy masih sering bolak-balik Jakarta-Banten untuk sekadar menyampaikan pesan Polri.
Pernah Jadi Ajudan Jokowi, Listyo Sigit Cocok Jadi Kapolri
Listyo Sigit Prabowo dinilai cocok menduduki pucuk pimpinan korps Bhayangkara dikarenakan dekat dengan Presiden Joko Widodo.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.