Profil Ahok: Pertamina Gaji Tinggi, Asyik Gubernur

Ahok mengaku gaji yang diterima selama menjabat sebagai komisaris lebih besar daripada sebagai gubernur. Tapi lebih suka jadi gubernur.
Basuki Tjahaja Purnama hadir dalam acara peluncuran buku berjudul "Panggil Saya BTP" dalam acara Ngobrol Tempo pada Senin, 17 Februari 2020. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jakarta - Komisaris Utama Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku gaji yang diterima selama menjabat sebagai komisaris lebih besar daripada sebagai Gubernur DKI Jakarta. Namun ia lebih suka menjadi Gubernur daripada Komisaris.

"Saya mah enak sekarang kalau gaji, gedean komisarislah, jauh (dibandingkan sebagai gubernur)," kata Ahok saat berbincang bersama Andy F Noya melalui Live Instagram, Sabtu, 27 Juni 2020.

Kalau pilih jadi gubernur lebih enak karena bisa nolong orang banyak.

Ahok menyebutkan gaji pokoknya sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2014-2017 lalu sebesar Rp 7 juta per bulan. Selain itu ada tambahan tunjangan uang makan sebesar Rp 30 juta dan mendapatkan fasilitas mobil dinas plus sopir. 

Sementara itu Ahok menyebut saat ini gajinya di Pertamina sebagai komisaris utama sebesar Rp 170 juta.

"Kalau gaji Gubernur kan Rp 7 juta lebih sebulan, tunjangan uang makan Rp 30 juta, memang ada mobil dan sopir. Kalau di Pertamina kita bisa dapat Rp 170 juta gaji," ujar Ahok.

Meskipun nominal gaji sebagai Komisaris Utama Pertamina tergolong besar, Ahok mengakui lebih suka menjadi Gubernur DKI Jakarta. 

"Dua-dua sama. Kalau pilih jadi gubernur lebih enak karena bisa nolong orang banyak," tuturnya.

Menurutnya, saat menjadi Gubernur DKI Jakarta dirinya lebih leluasa menolong orang lantaran adanya dana operasional sebesar Rp 3 miliar dalam satu bulan. 

"Kita bisa bantu untuk apa saja, untuk masyarakat membutuhkan, terutama yang ijazahnya nyangkut, butuh beli obat tidak ditanggung BPJS. Itu tiap pagi orang datang minta bantuan, kita kasih saja ke rekening bank, kalau enggak punya kita bukakan di rekening bank DKI," ucap Ahok.

Ahok resmi diangkat menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) sejak 25 November 2019. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menggantikan posisi Tanri Abeng

Profil Ahok

Ahok lahir di Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 1966 adalah putra pertama dari pasangan Indra Tjahja Purnama (Tjoeng Kiem Nam) dan Buniarti Ningsing (Boen Nen Tjauw) dan memiliki tiga orang adik. 

Ia menikah dengan Veronica Tan, dan dikaruniai tiga orang anak bernama Nicholas Sean, Nathania, dan Daud Albeenner.

Ahok menyelesaikan pendidikan SD hingga SMP di Belitung, kemudian ia melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA III PSKD Jakarta, lalu melanjutkan studinya di jurusan Teknik Geologi, Falkultas Teknik Universitas Trisakti, dan berhasil mendapatkan gelar insinyur tahun 1990.

Pada usia yang ke 24 tahun, ia berhasil menyelesaikan gelar insinyurnya. Sealanjutnya ia meneruskan pendidikan magister di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya dan mendapatkan gelar Master Manajemen pada tahun 1994.

Pada 1992, Ahok memulai kariernya di dunia profesional sebagai Direktur PT Nurindra Ekapersada. Kemudian di tempat berbeda, tahun 1994 Basuki bekerja di PT Simaxindo dan berhenti tahun 1995. 

Ahok pun lebih memilih mendirikan pabrik sendiri dalam bidang pengolaan pasir kuarsa di Dusun Burung Mandi, Desa Mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur. Ini merupakan pabrik pertama di Pulau Belitung. Tahun 2004, Basuki berhasil meyakinkan seorang investor Korea untuk membangun Tin Smelter atau pelabuhan biji timah di KIAK.

Pada tahun 2004 tersebut, Ahok juga mencoba untuk masuk dalam dunia politik dengan bergabung bersama Partai Indonesia Baru (PIB) serta ditunjuk sebagai ketua DPC PIB Kabupaten Belitung.

Pada tahun yang sama dia terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Belitung hingga tahun 2009. Tahun 2005, ia maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) sebagai calon Bupati Kabupaten Belitung Timur dan berhasil mengantongi suara 37.19 persen bersama pasangannya Khairul Effendi, B.Sc periode 2005-2010.

Hanya berselang satu tahun, Ahok memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai bupati dan maju sebagai pada Pemilihan Gubernur Bangka Belitung tahun 2007. Dalam pencalonannya itu, Presiden RI keempat K.H Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendukung Ahok dan sempat ikut berkampanye untuknya.

Sayang, Ahok harus menerima kekalahan dan kemudian kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari Partai Golkar pada tahun 2009. Ia berhasil meraup 119.232 suara dan duduk di komisi II DPR.

Pada tahun 2012, ia keluar dari Golkar dan masuk ke Gerindra mencalonkan diri sebagai calon wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Joko Widodo sebagai calon gubernur DKI. Pasangan yang diusung oleh PDIP dan Gerindra ini berhasil mengalahkan empat pasangan lainnya.

Dua tahun menjadi wakil, Ahok langsung menjadi gubernur pada usia 48 tahun menggantikan Joko Widodo yang terpilih menjadi presiden dalam Pilpres 2014. Pada masa akhir jabatannya, Ahok bersama Djarot Saiful Hidayat maju di Pilgub DKI 2017 namun harus kalah dalam putaran kedua melawan pasangan Anies-Sandi.

Dalam Pilgub DKI 2017, Ahok diusung oleh Hanura, Nasdem, Golkar, dan PDI Perjuangan. Sebelumnya, Ahok sesumbar maju lewat jalur non partai dengan mengumpulkan KTP oleh relawan Teman Ahok. Namun, detik-detik pendaftaran cagub di KPUD, ia menanggalkan jalur independen dan memilih jalur partai politik. 

Keluarga

  • Veronica Tan, S.T. (Cerai)
  • Puput Nastiti Devi (Istri)
  • Nicholas Sean (anak)
  • Nathania (anak)
  • Daud Albeenner (anak)
  • Yosafat Abimanyu Purnama (anak)

Pendidikan

  1. SDN 3, Gantung, Belitung Timur, 1977
  2. SMP 1, Gantung, Belitung Timur, 1981
  3. SMA III PSKD Jakarta, 1984
  4. S1, Sarjana Teknik Geologi di Universitas Trisakti Jakarta, 1990
  5. S2, Manajemen Keuangan di Prasetiya Mulya Jakarta, 1994

Karier

  1. Direktur PT Nurindra Ekapersada, 1992
  2. Asisten Presiden Direktur PT Simaxindo, 1994
  3. Direktur PT. Nurindra Ekapersada, Belitung Timur, 1992 - 2005
  4. Ketua DPC PIB Kabupaten Belitung, 2004
  5. Anggota DPRD Kabupaten Belitung, 2004
  6. Bupati Belitung Timur, 2005 - 2006
  7. Anggota Komisi II DPR RI, 2009 - 2012
  8. Wakil Gubernur DKI Jakarta, 2012-2014
  9. Gubernur DKI Jakarta, 2014-2017
  10. Komisaris Utama Pertamina, sampai sekarang. []

Baca juga:

Berita terkait
Sahabat Veronica Tan Sosor Ahok dan Puput Nastiti Devi
Perceraian Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan Veronica Tan seperti belum dapat diterima para penggemar keduanya. Puput Nastiti Devi disosor.
Ahok Nikahi Puput, Aura Veronica Tan Makin Moncer
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menikahi Puput Nastiti Devi. Sementara, aura mantan istrinya, Veronica Tan makin moncer, mendapat pujian netizen.
Novel Serang Ahok, Muannas: Kalah Pemilu Kok Ngatur!
Politisi PSI Muannas Alaidid menanggapi isu Novel Bamukmin versus Ahok. Menurutnya, PA 212 kalah pemilu jangan mengatur pemerintah RI.