Printer 3D Karya Dosen UGM Menjadi Pelopor di Indonesia

Produk printer 3D ini menjadi salah satu kunci zaman modern.
Salah satu hasil cetakan printer 3D karya Dosen UGM bersama tim. (Foto: Humas UGM/Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta, (Tagar 28/2/2019) - Sosok yang mempelopori printer 3D di Indonesia ini adalah Dosen Fakultas Teknik UGM Yogyakarta, Dr. Eng. Herianto, S.T., M.Eng. Dia berkolaborasi dengan  mahasiswa dan alumni UGM mengembangkan Printer 3D sebagai salah satu pioneer riset UGM.

Salah satu yang melatarbelakangi keinginan membuat pioner 3D adalah semakin banyak kebutuhan masyarakat terhadap produk ini. Hal ini tidak lepas dari Revolusi Industri 4.0 yang membawa perubahan signifikan terhadap perkembangan teknologi dunia.

Produk printer 3D ini menjadi salah satu kunci zaman modern. Terutama dalam aspek physical layer, selain Advanced Robotic dan Augmented/Virtual Reality.

Mengutip dari Scopus, topik mengenai Printer 3D mulai muncul pada 1972 dari dokumen berjudul 3d printing of the Bolsho? Medical Encyclopedia. Dokumen itu ditulis oleh I.P. Lidov dan A.M. Stochik.

Sekitar empat puluh enam tahun kemudian, tepatnya 2018, Printer 3D menjadi perbincangan hangat. Bahkan Scopus mencatat ada peningkatan signifikan terhadap publikasi topik tentang printer 3D ini. Pada 2018 terindeks ada 1.376 publikasi. Padahal, pada 2010 hanya terindeks 10 publikasi saja.

Dosen Fakultas Teknik UGM Yogyakarta, printer 3D UGMDosen Fakultas Teknik UGM Yogyakarta, Dr. Eng. Herianto, S.T., M.Eng menunjukkan produk printer 3D yang merupakan karyanya bersama tim. (Foto: Humas UGM/Tagar/Ridwan Anshori)

Menurut Herianto, Fakultas Teknik UGM sudah mulai mengembangkan riset mengenai Printer 3D sejak 2014. Usahanya bersama tim membawa hasil positif. "Kami ingin UGM menjadi pelopor Printer 3D," kata Heri, sapaan akrabnya, di Yogyakarta, Rabu (27/2).

Dia menceritakan, untuk mengembangkan printer 3D ini awalnya dengan membeli produk Printer 3D. Produk itu dibeli secara impor karena di Indonesia belum ada produsen yang membuatnya. Dia bersama tim lalu membongkar barang yang dibelinya itu. Setelah dibongkar lalu dipelajari dan diteliti setiap komponennya.

Satu tahun kemudian, Heri bersama tim berhasil membuat satu prototype printer 3D. "Itu adalah Printer 3D karya awal kami sendiri," tegasnya.

Menurut dia, beberapa tipe yang dikembangkan antara lain jenis kartesian, delta dan scara. "Ketiganya memiliki perbedaan pada konstrusi mekanik dan kinematikanya. Kami mencoba mengembangkan apa pun yang dibutuhkan," tegasnya.

Heri mengatakan, saat ini riset sudah pada tahap produksi. Bahkan saat ini sudah dipakai oleh beberapa universitas, akademi, politeknik, SMK, serta beberapa UMKM. "Kami menargetkan bisa membuat 1.000 unit per tahun," tegasnya.

Dia berharap risetnya tentang printer 3D ini mendapat dukungan pemerintah. Pada 2018 lalu, sudah diminta Direktorat Pembinaan SMK untuk membina 50 SMK di Indonesia. Harapannya Kementrian Perekonomian, Kementerian Perindustrian, serta Kementerian Tenaga Kerja juga memberi dukungannya agar produknya bisa menembus pasar.

Heri menegaskan, printer 3D karyanya bersama tim ini untuk menunjukkan anak bangsa mampu berkarya. "Ini murni karya anak bangsa. Semoga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan dan kemajuan Indonesia. Syukur printer 3D ini bisa menembus tingkat dunia," pintanya.

Baca juga: Rambut Jagung Ternyata Mampu Turunkan Kolesterol, Begini Mengolahnya

Berita terkait
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu