Padang - Seekor harimau Sumatera yang masuk perangkap BKSDA Sumatra Barat (Sumbar) di Nagari Lubuk Alung, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman direhabilitasi ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD) Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD).
Saat ini diperlukan penanganan medis yang handal dan berpengalaman seperti tim PR-HSD Arsari.
Satwa dilindungi berjenis kelamin betina itu sampai di PR-HSD pada Selasa, 14 Juli 2020. Serah terima harimau dilakukan BKSDA Sumbar dengan Manager Operasional PR- HSD Arsari, Saruedi Simamora.
Kepala BKSDA Sumbar Erly Sukrismanto mengatakan, harimau tersebut diberi nama Ciuniang Nurantih. Nama Ciuniang berarti gadis kecil dan Nurantih berasal dari kata Nur yang diberikan warga di lokasi penemuan harimau.
"Surantih itu nama jorong lokasi evakuasi. Ciuniang tiba di kantor Balai KSDA Sumbar di Padang sekitar pukul 14.00 WIB dan baru ditranslokasi ke PR-HSD Arsari pukul 21.30 WIB kemarin," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa, 14 Juli 2020.
Dia mengatakan, setelah melakukan penjajagan ke beberapa pihak termasuk kebun binatang Bukittinggi dan Sawahlunto, tidak ada tempat lagi untuk bisa dititipkan satwa liar dilindungi ini. Pihaknya akhirnya meminta Yayasan Arsari Djojohadikusumo untuk bisa menerima Ciuniang untuk direhabilitasi di PR-HSD.
"Kami khawatir akan keselamatan satwa dengan tingkat stres yang tinggi apabila tidak segera dikeluarkan dari kandang jebak. Saat ini diperlukan penanganan medis yang handal dan berpengalaman seperti tim PR-HSD Arsari," katanya.
Manager Operasional PR-HSD Arsari, Saruedi Simamora mengatakan, kedatangan harimau ini menjadi tantangan baginya untuk bisa segera melepas liarkan. Secara fisik, katannya, kondisi Ciuniang dalam keadaan baik. Namun, ada luka lecet di bagian wajah.
"Ini menjadi tantangan bagi kami untuk bisa segera merehabilitasi dan mempersiapkan Ciuniang maupun keempat harimau sumatera lainnya di PR-HSD untuk segera dilepasliarkan sesuai dengan misi Yayasan Arsari," katanya.
Direktur Eksekutif Yayasan Arsari Djojohadikusum, Catrini Kubontubuh mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan kepada BKSDA Sumbar untuk menjadwalkan rencana lepas liar selambatnya pada akhir bulan Juli ini.
"Kami sedang mempersiapkan pengadaan GPS collar untuk dipakai satwa ketika lepas liar. Sehingga pergerakkannya bisa dipantau, dan kami siap menunggu keputusan dari Kementerian LHK untuk persetujuan lepas liar tersebut," katanya.
Satwa dengan nama latin panthera tigris sumatrae ini masuk ke pemukiman warga dan menerkam tujuh ekor kambing. Atas kejadian ini, BKSDA memasang kamera trap sebanyak empat unit serta satu perangkap. Satwa langka itu masuk perangkap pada Senin, 13 Juli 2020. []