Presiden: Media Berperan Atasi Hoax

Presiden Joko Widodo mengatakan media berperan besar untuk menanggulangi berita hoax maupun ujaran kebencian yang kerap disebarkan melalui media sosial.
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Mantan Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta (ketiga kanan), Director General UNESCO Irina Bokova (kedua kiri), anak dari penerima penghargaan UNESCO/Guillermo Cano World Press Freedom Prize 2017 Dawit Isaak, Betlehem Isaak (kiri), Menkominfo Rudiantara (kedua kanan) dan Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo (kanan) ketika menghadiri malam penganugerahan World Press Freedom Day (WPFD) 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (3/5). UNESCO memberikan penghargaan kepada jurnalis keturunan Eritrea, Dawit Isaak yang dipenjara dan hingga kini tidak diketahui keberadaannya atas keberanian dan komitmennya terhadap kebebasan pers. (Foto: Ant/Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta, (Tagar 3/5/2017) - Presiden Joko Widodo mengatakan seluruh media berperan besar untuk menanggulangi berita hoax maupun ujaran kebencian yang kerap disebarkan melalui media sosial.

"Ya mestinya, baik media mainstream maupun media online, meluruskan kalau ada berita-berita yang tidak benar, ada berita-berita yang bohong, ada hoax, ada ujaran-ujaran yang tidak baik, sehingga masyarakat menjadi tercerahkan oleh pelurusan itu," kata Jokowi ditemui usai menghadiri jamuan makan malam penghargaan Guillermo Cano World Press Freedom di Balai Sidang Jakarta, Rabu (3/5).

Dengan peran tersebut, media dapat bermanfaat bagi masyarakat sebagai penyaring mana berita yang benar atau berita palsu.

Jokowi juga meminta agar media-media arus utama tidak turut "mempromosikan" kabar-kabar gurauan ataupun berita palsu sehingga menyesatkan masyarakat.

"Jangan malah kalau ada berita-berita yang tidak benar, malah tidak diluruskan, malah diangkat atau diviralkan," tegas Jokowi.

Terkait makna perayaan Hari Kebebasan Pers Dunia, Kepala Negara mengatakan kebebasan pers di Indonesia sebagai hasil perjuangan dari era reformasi juga perlu dilakukan secara bertanggung jawab.

Dalam acara tersebut, Presiden juga menyaksikan penyerahan Guillermo Cano World Press Freedom Prize kepada wartawan berkebangsaan Swedia, Dawit Isaak.

Dia dianugerahi penghargaan tersebut atas perjuangan dan komitmennya dalam membela kebebasan pers.

Kendati demikian, kabar terakhir atas Dawit diketahui pada 2005. Dia juga pernah ditangkap saat terjadi penyerangan kepada media pada September 2001.

Perwakilan keluarga yang menerima penghargaan Guillermo Cano World Press Freedom itu adalah putri dari Dawit, Betlehem Isaak. (Fet/Ant)

Berita terkait
0
Panduan Pelaksanaan Salat Iduladha dan Ibadah Kurban 1443 Hijriah
Panduan bagi masyarakat selenggarakan salat Hari Raya Iduladha dengan memperhatikan protokol kesehatan dan melaksanakan ibadah kurban