Presiden Korsel Yoon dan PM Jepang Kishida Akan Bertemu di Tokyo Pekan Depan

Presiden Yoon akan mengunjungi Jepang pada tanggal 16 dan 17 Maret 2023 atas undangan pemerintah Jepang
FOTO FILE: Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, dalam upacara peringatan 104 tahun Hari Gerakan Kemerdekaan 1 Maret melawan penjajahan Jepang, di Seoul, 1 Maret 2023. (Foto: voaindonesia.com/Jung Yeon-Je / Pool via REUTERS)

TAGAR.id, Seoul, Korsel - Presiden Korea Selatan (Korsel), Yoon Suk Yeol, dan Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida, akan mengadakan pertemuan puncak minggu depan. Hal ini dikatakan oleh para pejabat Seoul, Kamis, 9 Maret 2023.

Pernyataan itu hanya beberapa hari setelah Korsel mengumumkan langkah besar untuk menyelesaikan hubungan bilateral yang tegang akibat pemerintahan kolonial Jepang di Semenanjung Korea.

Presiden Yoon akan mengunjungi Jepang pada tanggal 16 dan 17 Maret 2023 atas undangan pemerintah Jepang. Selama perjalanan dua hari ini, Presiden Yoon akan mengadakan pertemuan puncak dengan PM Kishida, seperti dikatakan oleh pejabat di kantor Yoon dalam sebuah pernyataannya.

PM Jepang Fumio KishidaPM Jepang, Fumio Kishida, sebut pihaknya tengah menghadapi masalah keamanan lingkungan terparah sejak akhir Perang Dunia II. Ia menyebut Pemerintah bakal fokus memperkuat masalah militer dan fokus dalam menangani angka kelahiran rendah. (Foto: dw.com/id - YUICHI YAMAZAKI/AFP/Getty Images)

Pengumuman itu datang tiga hari setelah Korsel mengatakan akan mengumpulkan dana untuk memberikan kompensasi kepada orang-orang Korea yang melakukan kerja paksa selama pemerintahan kolonial Tokyo dari tahun 1910 hingga tahun1945. Rencana Korea Selatan itu tidak mengharuskan perusahaan-perusahaan Jepang berkontribusi pada kegiatan penggalangan dana itu.

Hubungan kedua negara mengalami kemunduran besar setelah pengadilan tinggi Korea Selatan pada tahun 2018 memerintahkan dua perusahaan Jepang untuk memberi kompensasi kepada beberapa mantan karyawan Korea mereka atas kerja paksa selama pemerintahan kolonial.

Perusahaan-perusahaan itu dan pemerintah Jepang telah menolak untuk mematuhi keputusan tersebut dan bersikeras bahwa semua masalah kompensasi telah diselesaikan dengan perjanjian bilateral tahun 1965 yang menormalkan hubungan antara kedua negara dan disertai dengan bantuan ekonomi dan pinjaman ratusan juta dolar dari Tokyo untuk Seoul.

Hubungan Seoul-Tokyo yang rumit mempersulit upaya Amerika untuk memperkuat kerja sama keamanan tiga arahnya dalam menghadapi meningkatnya pengaruh Tiongkok di wilayah tersebut dan ancaman nuklir Korea Utara.

Kantor Yoon mengatakan detail rencana perjalanan untuk kunjungan minggu depan masih dalam pembahasan dengan Jepang. Kantor tersebut menyatakan Korea Selatan berharap kedua negara akan bergerak melupakan pertikaian masa lalu dan memperluas hubungan mereka.

Pada bulan September, Yoon dan Kishida mengadakan pertemuan puncak pertama antara kedua negara dalam hampir tiga tahun di sela-sela sidang Majelis Umum PBB. Selama pertemuan puncak itu, keduanya sepakat untuk mempercepat upaya untuk memperbaiki hubungan mereka yang rusak. (ab/uh)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
AS dan Jepang serta Korsel Peringatkan Korut Soal Uji Nuklir
Setelah pembicaraan di Tokyo, wakil menteri luar negeri ketiga negara mengatakan mereka akan meningkatkan upaya pencegahan di wilayah tersebut