Presiden Erdogan Batal Usir 10 Duta Besar Negara Barat

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin, 25 Oktober 2021, membatalkan ancaman untuk mengusir 10 utusan Barat
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (tengah) menyambut Presiden AS Joe Biden dalam sidang paripurna NATO di Brussels, Senin, 14 Juni 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Jakarta – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada Senin, 25 Oktober 2021, membatalkan ancaman untuk mengusir 10 utusan Barat terkait pernyataan gabungan yang mereka buat untuk mendukung seorang pemimpin masyarakat madani yang dipenjara.

Pencabutan itu dilakukan setelah Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara yang khawatir lainnya mengeluarkan pernyataan serupa yang mengatakan mereka menghormati sebuah konvensi PBB yang mengharuskan para diplomat untuk tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri negara tuan rumah.

Setelah memimpin pertemuan kabinet beberapa jam untuk membahas ketegangan diplomatik itu, Erdogan mengatakan para utusan itu telah memetik pelajaran dan "kini akan lebih berhati-hati."

Presiden Turki Recep Tayyip ErdoganPresiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, berpidato dalam rapat evaluasi di Kompleks Kepresidenan di Ankara, 5 April, 2021 (Foto: voaindonesia.com - Adem Altan/AFP)

"Niat kami jelas bukan untuk menciptakan krisis tapi melindungi kehormatan kami, kebanggaan kami, hak-hak kedaulatan," kata Erdogan dalam komentar yang disiarkan TV.

Pasca perkembangan baru itu, mata uang lira bergairah lagi dari tingkat terendah dan diperdagangkan setengah persen lebih tinggi terhadap dolar.

Erdogan pada Kamis, 21 Oktober 2021, mengancam para duta besar itu dan bahkan menyebut ke-10 utusan itu "persona non grata" -- dalam pernyataan yang disiarkan TV hari Sabtu, 23 Oktober 2021 (vm/jm)/AFP/voaindonesia.com. []

Turki Akan Usir 10 Duta Besar Negara Barat

Liga Arab Bereaksi Atas Agresi Turki ke Suriah

Trump Ancam Ekonomi Turki Jika Serang Kurdi di Suriah

Amerika Kecam Keputusan Turki dalam Rencana Siprus-Turki

Berita terkait
Sikap Politik Erdogan Atas Kekuasaan Taliban di Afghanistan
Erdogan menekankan pentingnya membentuk pemerintah yang mencakup semua pihak di Afghanistan.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)