Prabowo Subianto Klaim Tidak Haus Kekuasaan

"Saya berkali-kali disindir dan diejek serta dituduh yang macam-macam, mereka mengatakan bahwa saya haus kekuasaan,” kata Prabowo.
Anggota Garda Nasional Untuk Rakyat (GNR) menunjukkan barang bukti saat melakukan pelaporan kubu calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandi di Kantor Bawaslu, Jakarta, Kamis (4/10/2018). Pelaporan tersebut dilakukan terkait kampanye hitam dengan menyebarkan berita bohong mengenai penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet. (Foto: Ant/Aprillio Akbar)

Sukabumi, (Tagar 7/10/2018) – Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menegaskan, dirinya tidak haus kekuasaan. Menurutnya, dia masih di politik karena tidak rela ketidakadilan berjalan terus di negara ini, masih banyak rakyat yang masih miskin.

"Saya berkali-kali disindir dan diejek serta dituduh yang macam-macam, mereka mengatakan bahwa saya haus kekuasaan. Saya bertanya kepada diri saya sendiri apa benar seperti itu, kenapa saya masih di politik karena tidak rela keadilan terus berjalan terus di negara dan masih banyak rakyat yang miskin serta tidak rela segelintir orang di Jakarta mencuri kekayaan bangsa ini," kata Prabowo saat memberikan sambutan di Haul KH Abullah Syafi'ie di Ponpes As-Syafi'iyah Pulo Air Kabupaten Sukabumi, Jabar, Minggu (7/10).

Menurut Prabowo, dirinya tetap berada di politik karena setiap kali datang ke suatu tempat di Indonesia, pandangan matanya selalu tergerak dan tidak bisa bersandiwara di depan rakyat serta berbicara yang normatif saja.

Menurut dia, karena memang keadaan yang ia lihat seperti kekayaan Indonesia dicuri dan diambil. Bahkan, hasil dari keliling Indonesia selama 18 tahun dia tuangkan dalam buku, sehingga jika dirinya diundang oleh siapa pun akan berbicara apa adanya.

Kata dia, ini dikarenakan sistem ekonomi yang dianut negara ini menggunakan sistem yang keliru atau salah. Sistem ekonomi ini bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa ini.

"Sistem ekonomi yang dibuat saat ini yang kaya hanya segelintir orang saja, serta sistem ekonomi membuat kekayaan Indonesia diambil keluar negeri. Sehingga orang seperti saya ini tidak disukai oleh elit, maka dari itu saya ingin menggugah rakyat agar sadar bahwa apabila kekayaan bangsa kita diambil terus suatu saat negara kita akan kolaps atau hancur," tambahnya.
Prabowo menyebutkan, negara ibarat badan dan kekayaan bangsa ibarat darah. Jika darah diambil dari badan setiap hari di ujungnya badan akan kolaps. Sama dengan bangsa Indonesia, jika kekayaan yang berlimpah ini diambil terus bagaimana ke depannya.

"Setiap kali saya berada di kalangan rakyat selalu merasakan getaran jiwa, hasrat dan pandangan mata memberi tahu kepada saya ada harapan besar dan kepercayaan kepada diri saya. Dan selalu berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar tidak mengecewakan harapan dan kepercayaan rakyat yang telah diberikan," kata Prabowo.

Selain itu, di depan pendukungnya, Prabowo juga mengimbau agar tidak menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian baik di media sosial atau tempat lainnya.

KETERANGAN PERS PRABOWO MENGENAI RATNA SARUMPAETCalon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno didampingi Dewan Penasehat BPN Amien Rais (kiri) saat memberikan keterangan pers mengenai berita bohong penganiayaan Ratna Sarumpaet, di kediaman Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (3/10/2018). (Foto: Antara/Galih Pradipta)

"Saya merasa terharu dengan semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat, namun demikian untuk berjuang memenangkan Pilpres 2019 mendatang seluruh pendukung agar tidak sebar ujaran kebencian," kata dia.

Dalam pelaksanaan Pilpres seperti dilansir Antaranews, Prabowo mengajak seluruh pendukungnya untuk santun dalam menyampaikan berbagai informasi. Namun demikian jangan lengah dan harus mengawal terus pelaksanaan Pilpres 2019.

Laporkan Ratna Sarumpaet

Sementara itu, Partai Gerindra melaporkan aktivis Ratna Sarumpaet ke Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (6/10) atas dugaan penyebaran informasi untuk kebencian dan/atau menyebarkan berita bohong.

"Karena apa yang dilakukan Ratna Sarumpaet kemarin, juga merugikan nama baik Gerindra, tak terkecuali kita sebagai masyarakat," kata Sekretaris Lembaga Advokasi Hukum Gerindra DKI, Mohamad Taufiqurrahman, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Akibat kebohongan yang dilakukan Ratna, menurut dia, membuat situasi republik yang sedang melaksanakan pemilihan presiden ini terganggu. “Mengganggu demokrasi yang berjalan,” kata dia.

Meski Ratna telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan, menurut Taufiq, dirinya masih berhak untuk melaporkan mantan Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) itu. "Prinsipnya, tiap orang punya hak sama di muka hukum," jelasnya.

Laporan itu bernomor LP/5381/X/2018/PMJ/Dit Reskrimsus. Dalam laporannya, Ratna diduga melanggar Pasal 28 ayat (2) jo Pasal 45 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan/atau Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.

Taufiq berharap, laporannya diakamodir dan diproses. "Saya perlu turut andil bagian, supaya tidak timbul Ratna Sarumpaet yang lain. Bola liar atas kebohongan Ratna turut merugikan Pak Prabowo dan Gerindra," tegasnya.

Polda Metro diketahui telah menetapkan Ratna sebagai tersangka terkait kasus dugaan pembohongan atas insiden pengeroyokan terhadapnya di sekitar Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, 21 September 2018.

Ratna dijerat Pasal 14 UU Nomor 1 Tahun 1946 dan Pasal 28 jo Pasal 45 UU ITE. Dia pun ditahan di Markas Polda Metro per 5 Oktober.

Taufiq menerangkan, langkah Gerindra juga membuktikan bahwa calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, dan tim pemenangannya tak "cuci tangan" terkait polemik kebobongan Ratna.

"Justru Pak Prabowo bersikap ksatria, karena telah meminta maaf kepada seluruh masyarakat atas kekhilafannya mempercayai kebohongan Ratna. Kita juga menjunjung tinggi hukum, makanya mengedepankan proses hukum dalam menyelesaikan masalah ini, bukan dengan balik menyerang, beropini," ujarnya.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi salah satu pihak yang percaya Ratna dikeroyok dan menyebabkan wajahnya lebam, setelah mendengar langsung dari sutradara film "Jamila dan Sang Presiden" itu. Bahkan, mantan Danjen Kopassus ini, sempat menggelar jumpa pers. []

Berita terkait
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.