Eks Pemred Tempo Menjawab Isu Terima Duit KKP

Tempo membantah pernah menerima suap dari KKP. Tempo menduga isu dihembuskan sebagai reaksi atas liputan soal ekspor benur.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. (Foto: Tagar/Switzy Sabandar)

Jakarta - Mantan Pemimpin Redaksi (Pemred) Majalah Tempo Wahyu Muryadi mengakui pernah mengikuti perjalanan ke luar negeri sebagai jurnalis atas biaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Hal ini disampaikan Wahyu menanggapi beredarnya daftar nama wartawan yang disebut-sebut menerima duit dari pemerintah.

"Benar saya mengikuti perjalanan dinas Bu Susi ke luar negeri tapi saya tidak menerima uang cash sama sekali. Ada yang salah kira lalu minta saya traktir karena saya dapat banyak hadiah 600-an juta segala macam, itu tidak ada, " kata pria yang namanya masuk dalam daftar tersebut kepada Tagar, Jakarta, Selasa, 7 Juli 2020.

Itu untuk pesawat, transportasi lokal, hotel yang kita tidak menerima cash

Pensiunan Tempo ini bilang, angka yang tercantum dalam daftar itu merupakan total biaya akomodasi perjalanan wartawan untuk meliput forum internasional yang dihadiri Pemerintah Indonesia. Forum menghadirkan Menteri KKP saat itu, Susi Pudjiastuti

"Peristiwanya 2 sampai dengan 3 tahun lalu. Saat itu KKP mengundang sejumlah media mengirimkan wartawannya untuk meliput acara Bu Susi menghadiri forum-forum internasional seperti Ocean Conference, World Ocean Summit yang diselenggarakan badan-badan dunia seperti PBB dan Kennedy School di Harvard," katanya. 

Waktu itu, kata dia, Susi menjadi pembicara utama dalam forum bergengsi dengan membawa nama negara. Indonesia dianggap champion dalam kebijakan memberantas penangkapan ikan secara ilegal yang dilakukan kapal-kapal asing dan eks asing.

"Dan kita jadi saksi atas apresiasi itu terhadap Indonesia. Saya dan tentunya teman-teman lainnya sama sekali tak merasa dirugikan dengan dibocorkannya data-data perjalanan dinas ke luar negeri tersebut. Karena memang itu bukan perbuatan melawan hukum dan merupakan tugas jurnalistik yang bisa dipertanggungjawabkan secara administrasi kenegaraan tanpa mengganggu independensi media masing-masing," ucapnya.

Ketika meliput di sana, Wahyu menjabat Pemred Tempo TV.  Ia mengaku Susi tak pernah memintanya memberitakan hal tertentu atau mengarahkan peliputan selama di sana. 

"Ia paham arti penting kemerdekaan pers sebab itu semuanya diserahkan sepenuhnya kepada kebijakan redaksional masing-masing, meski harus diakui nilai berita untuk setiap perjalanan dan kebijakan Bu Susi - yang sejauh ini kami yakini sudah benar - tentunya sangatlah tinggi," ujarnya.

Perjalanan dari Jakarta ke negeri tujuan ditanggung oleh KKP. Oleh karena itu, kata dia, KKP yang membayarkan langsung segala bentuk akomodasi wartawan termasuk fasilitas penginapan. 

"Itu untuk pesawat, transportasi lokal, hotel, kita tidak menerima cash," ujarnya. 

Akun Twitter @podoradong mengunggah foto selembar daftar nama-nama wartawan dari berbagai media, 7 Juli 2020. Di kolom sebelah nama tercantum angka delapan hingga sembilan digit yang dianggap besaran uang yang diterima wartawan.

"Daftar di bawah adalah tentang bagaimana Istana membiayai awak media yang terpilih untuk jalan-jalan ke luar negeri. Dari uang pajak kalian. Makan dari uang rakyat tapi kerjaanya membohongi rakyat dengan info-info pro-pemerintah," kata akun tersebut yang telah di-cuit ulang sebanyak dua ribu kali selama enam jam pertama.

Wahyu menduga penyebaran daftar itu merupakan reaksi seseorang atau suatu lembaga atas pemberitaan Majalah Tempo edisi 4 Juli 2020 yang bertajuk 'Pesta Benur Menteri Edhy'.  Jika itu benar, ia menyesalkan perbuatan tersebut. 

"Saya dipaksa menduga bahwa tindakan jahat itu dilakukan pihak yang merasa dirugikan oleh pemberitaan terbaru majalah Tempo. Tapi mengapa harus membunuh para pembawa pesan kebenaran, sang pemberita? Semestinya kalau berita tersebut tak benar ya protes aja redaksi, laporkan ke ombudsman internal atau adukan ke Dewan Pers," kata mantan Pemred Majalah Tempo ini.[]

Update:
Sedari pagi hingga pukul 18.00 WIB  7 Juli 2020, Tagar mencoba menghubungi pejabat KKP yang mengetahui konteks dokumen tersebut  tapi telepon tak diangkat dan pertanyaan di WhatsApp hanya dibaca tapi tak dijawab. 

Baca juga:

Dewan Pers Tanggapi Lis Wartawan Terima Duit Istana

Masih Soal Benih Lobster, Menteri Edhy Restui Ekspor

Berita terkait
Dewan Pers Tanggapi Lis Wartawan Terima Duit Istana
Dewan Pers menanggapi beredarnya nama wartawan yang disebut-sebut menerima duit dari Istana untuk jalan-jalan ke luar negeri.
Menteri Edhy: KKP Fokus pada Dugaan Eksploitasi ABK
Menteri Edhy: Kementerian Kelautan dan Perikanan fokus pada dugaan eksploitasi terhadap ABK Indonesia seperti dilaporkan media Korea, MBC News.
Masih Soal Benih Lobster, Menteri Edhy Restui Ekspor
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) resmi membuka keran ekspor benih lobster melalui Permen KP Nomor 12 tahun 2020
0
Lirik Lagu Until I Found You Stephen Sanchez yang Viral di TikTok
Stephen Sanchez melalui kanal YouTube-nya pada pada 1 September 2021, merilis lagu terbarunya yang berjudul Until I Found You.