Prabowo Akan Kumpulkan Ahli IT Bahas Kecurangan

Prabowo akan mengumpulkan ahli IT dari berbagai universitas membedah kecurangan yang terjadi.
Calon Presiden RI Prabowo Subianto saat konferensi pers di kediamannya, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Rabu (8/5/2019). (Foto: Antara/Susylo Asmalyah)

Jakarta - Meski mengklaim menang namun calon presiden Prabowo Subianto menyebut Pilpres 2019 dipenuhi kecurangan. Untuk itu dia akan melakukan workshop dengan mengumpulkan ahli informasi dan teknologi (IT) dari berbagai universitas membedah kecurangan yang terjadi.

"Kami juga melakukan langkah-langkah untuk menanggapi perkembangan proses perhitungan. Kami juga akan melakukan workshop mengumpulkan ahli-ahli IT dari berbagai universitas. Kami akan mengkaji dan meneliti seilmiah mungkin," kata Prabowo saat konferensi pers di kediamannya Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Rabu 8 Mei 2019, mengutip Antara.

Ia mengatakan, pada saatnya pihaknya nanti akan melakukan ekspose paparan kepada umum pada hari yang tepat minggu depan.

Baca juga: Empat Caleg TKN Jokowi-Ma'ruf Gagal ke Senayan

"Kami mengimbau semua pihak untuk tetap sejuk, tenang tidak emosional tidak mengambil langkah di luar hukum, percaya bahwa kita lakukan semua tindakan yang tidak grusa grusu tapi dengan kemenangan dan selalu memikirkan kepentingan yang terbaik," kata Prabowo.

Sementara itu politikus Gerindra Anggawira menekankan landasan Prabowo Subianto mendeklarasikan kemenangannya berdasarkan bukti dokumen C1 yang telah dikumpulkan.

"Mengenai data dan lain sebagainya memang pada waktu itu Pak Prabowo mendeklarasikan kemenangan atas basis C1 yang sudah terkumpul pada waktu itu sekitar 30-an persen," jelas Anggawira. 

Jumlah penghitungan, kata Anggawira, terus bergerak dan menjadi landasan serta referensi bagi Badan Pemenangan Nasional selanjutnya.

Terkait dengan cuitan politikus Partai Demokrat Andi Arief soal adanya pembisik atas deklarasi kemenangan oleh Prabowo Subianto dengan jumlah persentase 62 persen, Anggawira menyatakan bahwa Andi Arief bukan bagian dari BPN Prabowo-Sandi.

Baca juga: Video: Tiga Jubir BPN Tidak Tembus DPR RI

"Beliau hanya sebagai bagian dari Partai Demokrat yang mungkin tidak up to date. Kita tidak tahu yang dimaksud 'setan gundul' itu apa," jelas Anggawira.

Sebelumnya, Andi Arief dalam akun Twitternya menyebut ada pihak yang berperan menjadi pembisik Prabowo atas deklarasi kemenangan 62 persen suara.

Politikus Demokrat lainnya, Ferdinand Hutahaean, menyatakan cuitan Andi Arief itu membandingkan deklarasi kemenangan Prabowo dengan kemenangan presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono pada Pilpres 2009.

Pada Pilpres 2009, SBY menang telak di berbagai wilayah namun hanya meraih suara 60 persen atau lebih rendah daripada persentase yang dideklarasikan Prabowo. []

Berita terkait
0
Yang Harus Dilakukan Karyawan Holywings Menurut Wagub DKI
Setelah 12 outlet Holywings dicabut izinnya, serentak 3.000 karyawannya kehilangan pekerjaan. Ini yang harus mereka lakukan menurut Wagub DKI.