Jakarta - Polres Bantul telah mengusut bentrok di depan Kantor Polsek Kasihan yang menyeret nama Pemuda Pancasila (PP) dan Front Jihad Islam (FJI) pada MInggu 4 Oktober 2020. Kapolres Bantul AKBP Wachyu Tri Budi Sulistiyono menilai bentrokan itu akibat salah paham dan tidak terkait organisasi.
“Itu permasalahan dua individu saja, ada orang berselisih paham. Tapi kemudian mungkin ada temannya, akhirnya bersolidaritas dan melebar,” kata Kapolres Bantul, AKBP Wachyu Tri Budi Sulistiyono Selasa 6 Oktober 2020.
Kedua Ormas sudah sepakat kalau ini pemicunya masalah pribadi dan tidak akan membawa nama Ormas di masalah ini,
Pihaknya kini tengah mengusut kasus tersebut karena sudah ada laporan yang masuk di Polres Bantul. Saat ini kasusnya masih dalam proses penyelidikan dan seumlah saksi sudah dimintai keterangan. “Sejauh ini ada empat orang yang kami panggil untuk jadi saksi, kemungkinan saksi akan nambah lagi,” ucap Wachyu.
Wachyu menyatakan kedua kelompok massa juga sudah membuat kesepakatan untuk tidak membawa nama organisasi dalam kasus tersebut. "Kedua Ormas sudah sepakat kalau ini pemicunya masalah pribadi dan tidak akan membawa nama Ormas di masalah ini," ucapnya.
Sementara itu Ketua WPC Pemuda Pancasila DIY Faried Jayen Soepardjan mengatakan peristiwa itu bermula ketika anggota Komando Inti (Koti) PP (Pemuda Pancasila) bernama Yusuf dan Fendy memiliki masalah pribadi dengan Ketua FJI Aburrohman. Pemicu awalnya masalah lomba sepak bola futsal.
“Masalah itu sebenarnya tidak ada kaitannya dengan organisasi, karena dua orang ini bertetangga satu kampung dan itu masalah pribadi. Informasi yang saya dapat pemicu awalnya masalah lomba futsal,” kata Jayen.
Lalu dua anggota yang terlibat masalah tersebut kemudian ditemani beberapa anggota Koti PP lainnya. Namun saat mediasi akan berjalan justru ada massa bersenjata tajam yang mengatasnamakan FJI melakukan penyerangan.
“Jadi anggota Koti lainnya mendampingi di Polsek, saat menunggu pihak lain yang akan dimediasi, datang massa melakukan penyerangan. Jadi saya tegaskan anggota kami tidak menyerang markas FJI, anggota kami hanya mempertahankan diri ketika diserang. Ada dua anggota kami yang terluka kena bacok bagian kepala,”jelas Jayen.
Tiga anggota PP yang luka dan bentrok berdarah itu antara lain Natal alias Bendol, warga Mergangsan, Kota Jogja, dan Amir Bekti alias Cethul warga, Tegalrejo, Kota Jogja. Keduanya mengalami luka parah di bagian kepala. Selain itu ada satu lagi orang bernama Eko yang mengalami luka bengkak di tangan. []
Baca juga:
- Pengakuan Pemuda Pancasila DIY Terkait Bentrok di Bantul
- Trump Positif Covid-19 dan Dampak Ekonomi di Indonesia