Politisi PDIP: Hindari Ego Pro Kontra Penerapan PSBB

Menurut Politisi PDI Perjuangan, dalam situasi darurat ini tidak perlu ada pro dan kontra terkait keputusan Anies Baswedan menerapkan PSBB Total.
Anggota Komisi IX DPR, Rahmad Handoyo. (Foto: Instagram/@rahmadhandoyo)

Jakarta - Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mengatakan, perlu diberikan sanksi kepada pihak-pihak yang membandel atau kerap melanggar imbauan pemerintah soal protokol kesehatan dalam memutus persebaran Covid-19 di Jakarta.

Rahmad menilai, langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk menarik rem darurat atau emergency brake dan kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti awal sebelum transisi harus didukung oleh banyak pihak.

Tanpa itu saya kira kita masih jauh dan bisa mengendalikan Covid-19. Sekali lagi, disiplin itu tidak harus represif tetapi juga butuh edukasi

Menurut Politisi PDI Perjuangan itu, dalam situasi darurat ini tidak perlu ada pro dan kontra terkait keputusan Anies. Kata dia menambahkan, dalam hal ini perlu juga diterapkan sanksi tegas yang mendidik bagi pelanggar aturan.

"PSBB perlu, tapi lebih perlu bagaimana caranya menegakkan disiplin. Saya kira penegakan ini tidak perlu pro dan kontra. Kita menyelamatkan warga Jakarta dan kita harus support. Kita harus hindarkan ego, pro kontra persoalan masalah penerapan PSBB ini," kata Rahmad dihubungi Tagar, Kamis, 10 September 2020.

"Saatnya kita bergandengan tangan bersama masyarakat, pemerintah pusat, kemudian juga pemerintah daerah bergandengan tangan, tidak perlu kita diskusi soal pro kontra masalah PSBB yang diterapkan ini," kata dia menambahkan.

Dia berpendapat, semua pihak harus bekerjasama dalam upaya menghentikan lajunya persebaran virus corona, serta bagaimana menerapkan penegakan disiplin yang ketat dan mendidik bagi seluruh kalangan.

"Ini menjadi tanggung jawab bersama dengan pemerintah pusat, daerah dan semua pihak, serta warga sehingga warga juga memahami bahwa ini adalah penyelamatan Jakarta dan warganya. Tapi Jakarta tidak sebatas Jakarta saja, tapi juga kota-kota pendukung Jabodetabek. Sehingga saling kerjasama, saling menyelamatkan Jakarta dan sekitarnya dan itu bisa berjalan efektif," ujarnya.

Rahmad beranggapan, tanpa kerjasama dan penerapan disiplin yang ketat, upaya untuk menghentikan persebaran Covid-19 akan sangat sulit dilakukan.

"Tanpa itu saya kira kita masih jauh dan bisa mengendalikan Covid-19. Sekali lagi, disiplin itu tidak harus represif tetapi juga butuh edukasi, dan yang paling penting juga kita libatkan TNI, Polri, dan Satpol PP bersatu padu untuk menerapkan protokol kesehatan bagi masyarakat," ucap dia.

Dia menjelaskan, penerapan disiplin ini bukan sekadar aturan saja melainkan untuk menyelamatkan seluruh warga DKI dan sekitarnya.

"Bagi warga juga, ini bukan sebatas disiplin tetapi juga menyelamatkan keluarga masing-masing dan seluruh warga DKI dan sekitarnya. Kita sedikit bersabar sambil menunggu vaksin dan obat. Dalam proses ini soal pilihan menyelamatkan warga dengan risiko kehidupan ekonomi," ucap Rahmad Handoyo.[]

Berita terkait
PA 212: PDIP Partai Penampung Pelaku Kemungkaran
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin menyebut PDI Perjuangan (PDIP) partai menampung pelaku kemungkaran
PA 212 Anggap PDIP Partai Penampung Anak-Cucu PKI
Wakil sekretaris jenderal (Wasekjend) Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin menganggap PDI Perjuangan (PDIP) partai penampung anak cucu PKI.
Jakarta PSBB, OJK & Industri Keuangan Tetap Operasi
Otoritas Jasa Keuangan dan Industri Jasa Keuangan tetap beroperasi meski DKI Jakarta PSBB total pada 14 September 2020.
0
Kemenkes Ingatkan Masyarakat Agar Waspada karena Kasus Covid Meningkat
Meski kenaikan kasus di Indonesia masih dapat dikendalikan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan masyarakat untuk waspada