Politisi Gerindra Ini Sebut Komunisme Tak Ada Hubungannya dengan Jokowi

Sufmi Dasco yang merupakan Ketua MKD ini juga menilai isu komunisme ini tak ada hubungannya dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Politisi Partai Gerindra Sufmi Dasco (Foto: Nuranisa)

Jakarta, (Tagar 23/9/2017) - Pro kontra isu bangkitnya komunisme masih diperdebatkan sejumlah pihak. Ada yang menganggap tidak penting karena dianggap komunisme di Indonesia sudah runtuh seiring runtuhnya komunisme di dunia.

Anggapan tersebut dianggap tidak tepat, karena menurut Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Sufmi Dasco selama TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966 belum dicabut, maka kita harus waspada dan terus pasang kuda-kuda menghadapi komunisme.

"Karena bisa bangkit atau tidaknya komunisme di Indonesia ya tergantung dengan situasi dan kondisi di Indonesia," ujarnya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (22/9) kemarin.

Menurut Sufmi, PKI adalah partai komunis non penguasa terbesar di dunia setelah Rusia dan Tiongkok, sebelum dibubarkan pada tahun 1965. Jika lengah, komunisme bisa bangkit lagi.

Dia melanjutkan, segala bentuk kegiatan antikomunisme harus didukung termasuk pemutaran film Pengkhianatan G30S/PKI. Terlepas dari tuduhan bahwa film tersebut merupakan propaganda Orde Baru.

"Tidak semua yang berbau Orde Baru jelek. Dalam konteks kampanye melawan komunisme saya pikir Orde Baru justru sangat bagus," jelasnya.

Sufmi Dasco yang merupakan Ketua MKD ini juga menilai isu komunisme ini tak ada hubungannya dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Karena antusiasme melawan bangkitnya komunisme berasal dari rakyat.

"Jangan juga ada ketakutan bahwa isu komunisme ini mengarah pada delegitimasi Pemerintahan Presiden Jokowi. Yang saya lihat antusiasme masyarakat melawan komunisme saat ini murni karena urusan konstitusi," tutupnya. (nhn)

Berita terkait