Sleman - Polda DIY membackup penanganan aksi teror bom molotov di Gamping, Sleman, Yogyakarta. Sebanyak lima orang saksi telah diperiksa polisi untuk mencari petunjuk identitas pelaku teror.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda DIY Komisaris Besar Polisi Yuliyanto mengatakan pihaknya masih terus mendalami teror yang diduga molotov. "Sebanyak lima orang saksi telah diperiksa polisi. Pemilik rumah dan juga tetangga korban," katanya saat dikonfirmasi Tagar, 12 Desember 2019.
Untuk segera menangkap para pelaku, Polda DIY turun tangan memburu pelaku teror bom molotov. Sementara Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Semarang turut dilibatkan untuk mengumpulkan bukti dan petunjuk yang mengarah ke pelaku.
"Labfor Semarang sudah mengambil kain yang digunakan untuk membersihkan sisa bahan bakar untuk menentukan jenis (bahan bakar) yang digunakan pelaku," katanya.
Yuliyanto mengatakan beberapa teror kejadian dengan menggunakan molotov di Sleman sampai sekarang belum terungkap. Polda DIY berjanji akan mem-back up penuh polres untuk pengungkapan kasus tersebut.
Informasi yang dihimpun, kasus teror molotov sebelumnya pernah menimpa rumah milik Prabowo Wulantopo 47 tahun, seorang pamong desa warga Nyampung Balecatur Gamping, pada Selasa 16 Juli 2019 pukul 03.00 WIB. Beruntung tidak ada korban dalam peristiwa itu.
Bahkan aksi pelemparan tersebut bukan kali pertama. Sebelumnya pada bulan puasa aksi serupa juga terjadi. Hingga saat ini korban belum mengetahui penyebab teror molotov yang menimpa keluarganya.
Diberitakan sebelumnya, sebuah rumah milik Sunarto 51 tahun di Dusun Pasekan Kidul, Gamping Sleman, dilempar benda yang diduga molotov, Rabu, 11 Desember 2019 dini hari. Kaca jendela depan rumahnya pecah akibat terkena lemparan botol bersumbu berisi bahan bakar itu.
Sebanyak lima orang saksi telah diperiksa polisi. Pemilik rumah dan juga tetangga korban.
Kepada wartawan, Sunarto mengaku peristiwa tersebut terjadi pada Rabu 11 Desember 2019 dini hari. Akibat molotov tersebut, bahkan api dari botol bersumbu berisi bahan bakar sempat membakar gorden dan menghanguskan kursi yang berada di dalam rumah korban. Beruntung kejadian tersebut tidak ada korban jiwa.
"Kaget tiba-tiba ada bom masuk lewat jendela. Apinya sempat membesar dan membakar gorden dan kursi,"kata Sunarto kepada wartawan di lokasi, 11 Desember 2019.
Peristiwa yang terjadi Pukul 02.45 WIB itu diketahui langsung oleh korban yang terbangun usai salat malam. Tiba-tiba korban mendengar ada orang mengetuk pintu rumahnya. Korban juga menjawab "Iya siapa" namun tak ada balasan.
Tidak sempat membuka pintu, korban tiba-tiba mendengar suara lemparan benda botol yang mengenai kaca jendela. Setelah tahu ada sesuatu yang masuk ke rumahnya, korban langsung mengecek ruangan yang menjadi sasaran orang tak dikenal itu. Botol yang berisi sumbu tersebut sudah dalam keadaan terbakar.
Korban beserta keluarganya panik lalu bergegas keluar rumah melalui pintu belakang dan memadamkan api. Benturan yang berasal dari botol berisi sumbu itu juga terdengar oleh warga di sekitar tempat kejadian rumah korban. Warga yang mengetahui juga keluar dan membantu korban memadamkan api.
Korban menduga peristiwa tersebut merupakan salah sasaran, pasalnya korban beserta keluarga mengaku tidak pernah memiliki permasalahan dengan orang lain. []
Baca Juga:
- Komplotan Curi Emas Batangan Rp 150 Juta di Jogja
- Mahasiswa Curi Uang Majikan di Sleman untuk Skripsi
- Mengaku HIV Agar Tak Ditangkap Usai Mencuri di UGM