PM Malaysia Tolak Mundur Setelah Sekutu Utama Tarik Dukungan

PM Malaysia, Muhyiddin Yassin, menolak untuk mengundurkan diri, 4 Agustus 2021, setelah sekutu utamanya menarik dukungan
Perdana Menteri (PM) Malaysia, Muhyiddin Yassin, di gedung parlemen, di Kuala Lumpur, Malaysia, 26 November 2020 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Kuala Lumpur – Perdana Menteri (PM) Malaysia, Muhyiddin Yassin, menolak untuk mengundurkan diri pada hari Rabu, 4 Agustus 2021, setelah sekutu utamanya menarik dukungan. PM Muhyiddin mengatakan dia menantikan pelaksanaan pemungutan suara mosi tidak percaya di parlemen bulan depan untuk membuktikan legitimasinya untuk memerintah.

Tak lama setelah bertemu dengan Raja Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah di Istana Nasional, Muhyiddin mengatakan dalam pidatonya yang disiarkan secara nasional, ia telah diberitahu oleh raja bahwa delapan anggota parlemen dari partai kunci dalam aliansi yang berkuasa telah menarik dukungan untuknya.

Partai itu, Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), adalah yang terbesar dalam aliansi tersebut dengan 38 anggota parlemen, tetapi partai itu terpecah dengan beberapa di antara mereka tidak mendukung perdana menteri.

spanduk UMNOSeorang pria duduk di depan spanduk UMNO (United Malays National Organisation) dan PAS (Pan-Malaysian Islamic Party) saat acara resmi bergabung dengan aliansi di Kuala Lumpur, Malaysia, 14 September 2019 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Presiden UMNO, 3 Agustus 2021, menyatakan bahwa Muhyiddin telah kehilangan hak untuk memerintah dengan penarikan dukungan dari beberapa anggota parlemen partai itu dan setelah seorang menteri UMNO mengundurkan diri.

Muhyiddin mengungkapkan ia mengatakan kepada raja bahwa ia telah menerima pernyataan dukungan yang cukup dari sejumlah anggota parlemen yang meyakinkan dirinya bahwa ia masih memiliki dukungan mayoritas di Parlemen.

Muhyiddin tidak mengungkapkan jumlah anggota parlemen yang masih mendukungnya, tapi menegaskan bahwa karena dukungan merekalah ia tidak mengundurkan diri,

Muhyiddin mengambil alih kekuasaan pada Maret 2020 setelah memprakarsai runtuhnya mantan pemerintahan reformis yang memenangkan pemilu 2018.

Partainya bergandengan tangan dengan UMNO dan beberapa partai lainnya untuk membentuk pemerintahan baru tetapi dengan mayoritas tipis.

Namun sejak Januari ia telah memerintah tanpa persetujuan lembaga legislatif menyusul penangguhan parlemen karena keadaan darurat terkait pandemi.

Para pengecamnya mengatakan Muhyiddin menggunakan kebijakan keadaan darurat, yang berakhir 1 Agustus 2021, untuk menghindari pemungutan suara di parlemen yang akan menunjukkan ia telah kehilangan mayoritas dukungan (ab/uh)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Krisis Politik di Malaysia Setelah UMNO Cabut Dukungan
Malaysia dalam krisis politik setelah UMNO mencabut dukungan bagi PM Muhyiddin Yassin yang dinilai gagal kendalikan Covid-19
Wakil Presiden UMNO Malaysia Ungkap Pesan Gus Dur
Wakil Presiden UMNO, Haji Mohamad Bin Haji Hasan, Selasa, 25 Februari 2020, mengungkap pesan mantan Presiden Abdurrahman
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.