PM Mahathir Menyoal Bahan Bacaan di Era Digital

Perdana Menteri Malaysia, Tun Dr Mahathir Mohamad, mengaku bimbang dengan sumber bacaan pada era digital yang tidak ada pembatasan
Mahathir yang juga merangkap Menteri Pendidikan Malaysia menghadiri peringatan Dekade Membaca Kebangsaan di Dewan Canselor Tun Abdul Razak, Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). (Foto: Tagar/ANTARA/FB Mahathir).

Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia, Tun Dr Mahathir Mohamad, mengaku bimbang dengan sumber bacaan pada era digital yang tidak ada pembatasan sehingga menjadi sarana untuk menyebarkan berita palsu (fake news).

"Yang membimbangkan ialah sumber bacaan dalam era digital begitu banyak tanpa batasan sehingga ia menjadi gelanggang untuk menyebar berita palsu 'fake news' dan lain-lain konten yang merusak masyarakat," ujar Mahathir di Kuala Lumpur, 13 Februari 2020.

Mahathir yang juga merangkap Menteri Pendidikan Malaysia mengemukakan hal itu pada peringatan Dekade Membaca Kebangsaan di Dewan Canselor Tun Abdul Razak, Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM).

"Salah satu tantangan yang kita hadapi hari ini untuk menggalakkan budaya membaca ialah pengaruh digital atas masyarakat. Pengaruh digital ke pada masyarakat begitu besar sehingga sumber bacaan tradisional seperti surat khabar dan buku-buku semakin tersingkir," katanya.

Mahathir mengatakan banyak surat kabar terpaksa gulung tikar karena penjualan merosot manakala buku-buku hanya tersimpan di perpustakaan atau di atas rak.

"Namun begitu, ini tidak bermakna rakyat sudah berhenti membaca. Yang berubah ialah sumber bacaan. Malahan, hari ini hampir semua koran mempunyai versi digital dan buku-buku juga diterbitkan secara digital," katanya, seperti dirilis Antara.

Dari segi tersebut, ujar dia, membaca masih kekal atau abadi sebagai satu budaya. "Disinilah letaknya tantangan bahan bacaan hari ini untuk membedakan yang benar dan yang palsu, yang diproduksi melalui penelitian dan yang diciptakan secara picisan," katanya.

Mahathir mengatakan peresmian acara kali ini untuk memperlihatkan kesungguhan pihak pemerintah untuk menjadikan kebiasaan membaca menjadi suatu budaya yang bertujuan untuk membentuk satu masyarakat yang berpengetahuan, berilmu dan informatif.

"Budaya membaca sebagai suatu kebiasaan adalah dasar memperoleh dan pengukuhan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan pula merupakan dasar pembangunan diri manusia," katanya.

Artinya, ujar Mahathir, melalui kebiasaan membaca seseorang bukan saja kaya dengan pelbagai ilmu pengetahuan bahkan bisa menyampaikan ilmu pengetahuan tersebut dengan baik dan efektif. []

Berita terkait
PM Mahathir dan Wan Azizah Rayakan Pergantian Tahun
PM Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad, Wakil PM Dr Wan Azizah Wan Ismail dan jajaran menteri rayakan pergantian tahun sembari lakukan promosi wisata
Rahasia Resep Awet Muda PM Malaysia Mahathir Mohamad
Mahathir Mohamad terpilih kembali menjadi Perdana Menteri Malaysia. Diusianya yang sudah menginjak 92 tahun, Mahathir terlihat masih awet muda
PM Mahathir Mohamad Menghadiri Pelantikan Jokowi
Perdana Menteri Malaysia, Tun Mahathir Mohamad akan menghadiri Upacara Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
0
Bestie, Cek Nih Cara Ganti Background Video Call WhatsApp
Baru-bari ini platform WhatsApp mengeluarkan fitur terbarunya. Kini Background video call WhatsApp bisa dilakukan dengan mudah.