PLN Butuh Dirut Kuat, 3 Tugas Ini Menanti Rudiantara

Pengamat dan Kepala Lembaga Manajemen FEB UI Toto Pranoto mengatakan eks Menkominfo Rudiantara akan menghadapi berbagai tantangan Dirut di PLN.
Saat ini masih berada di Kabinet Kerja menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika. Beberapa kali mengisi posisi strategis BUMN, namun ia tidak pernah menjabat sebagai Direktur Utama. (Foto: Profilpedia)

Jakarta - Pengamat dan Kepala Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Toto Pranoto mengatakan eks Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) 2014-2019 Rudiantara akan menghadapi berbagai tantangan seusai ditunjuk sebagai Direktur Utama (dirut) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero. 

Salah satunya, persoalan program listrik 35.000 Mega Watt (MW) yang belum selesai sejak diresmikan 2015.

"Kondisi PLN saat ini menghadapi soal tentang kecepatan menyelesaikan program listrik 35.000 MV," ujar Toto saat dihubungi di Jakarta, Selasa, 10 Desember 2019 seperti dilansir dari Antara.

PLNPerusahaan Listrik Negara (PLN). (Foto: pln.co.id)

Padahal kata dia, program 35.000 MW listrik merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk menciptakan kemandirian energi dengan memanfaatkan secara optimal sumber-sumber energi terbarukan. 

Di sisi lain, tantangan Rudiantara di PLN menurut Toto adalah situasi kelebihan pasokan listrik di Pulau Jawa. "Sehingga diperlukan renegosiasi yang ketat dengan para mitra Independent Power Producer (IPP) agar tidak merugikan PLN," katanya.

Toto menuturkan Rudiantara juga akan menghadapi tantangan soal pengelolaan aspek keuangan. Mengingat sebagian besar investasi dibiayai dengan utang dalam bentuk mata uang asing, sementara penjualan di dalam negeri menggunakan rupiah.

"Dibutuhkan manajemen hedging yang kuat, dengan demikian tantangan ini mengharuskan PLN butuh CEO yang kuat," ucapnya.

Rudiantara ditunjuk sebagai Dirut PLN setelah mendapatkan penilaian dari Tim Penilai Akhir (TPA), Senin, 9 Desember 2019. Staf khusus Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengungkapkan Rudiantara dinilai mampu mengejar program pembangunan pembangkit 35.000 MW hingga menekan impor bahan bakar minyak.

Rudiantara juga sebenarnya bukan orang baru di PLN dan lingkungan perusahaan BUMN. Sebab, ia pernah duduk sebagai Wakil Direktur Utama PLN periode 2008-2009.

Di sana, ia terlibat dalam pencarian pendanaan perusahaan terutama pinjaman untuk proyek pembangkit listrik 10.000 MW. Selain itu, ia dinilai mempuyai kemampuan sebagai sosok visioner saat menjadi Menkominfo yang berhasil membangun jaringan Palapa Ring, dalam rangka memeratakan akses telekomunikasi serta internet di seluruh Indonesia. []

Berita terkait
Apa Alasan Pilih Rudiantara Jadi Direktur Utama PLN?
Kementerian BUMN membeberkan alasan memilih mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, satu dari tiga kandidat Direktur Utama PLN.
Menkominfo Rudiantara Berangus 90 Aturan Sepanjang 2019
Menkominfo Rudiantara menyebutkan telah memberangus sedikitnya 90-an aturan sepanjang tahun 2019.
Rudiantara Mau Jadi Pengurus Masjid
Jabatan Rudiantara sebagai menteri dalam Kabinet Kerja akan berakhir dalam waktu dekat setelah pelantikan presiden dan wakil presiden.