Plastic Reborn 2.0 Maksimalkan Bisnis Pengelolaan Sampah

Program Plastic Reborn 2.0 sukses membantu tiga startup memaksimalkan akselerasi bisnis pengelolaan sampah plastik kemasan.
Konferensi pers Program Plastic Reborn 2.0. (Foto: Tagar/Eno Suratno Wongsodimedjo)

Jakarta - Program Plastic Reborn 2.0 yang digagas Coca-Cola Foundation Indonesia dengan berkolaborasi bersama Ancora Foundation melalui kolaborasi lintas daerah dan bisnis, sukses menyatukan para startup terpilih, yaitu MallSampah, Clean Up dan Gringgo sebagai penerima hibah untuk mengaplikasikan materi akselerasi bisnis yang mereka dapat ke dalam proyek bisnis, untuk kemudian dipasarkan secara langsung.

Data menunjukkan terjadi perluasan bisnis pada para penerima hibah serta peningkatan kemampuan pengelolaan sampah kemasan plastik pasca konsumsi atau PET (Polyethylene Terephthalate) dengan jumlah total sebanyak 282 ton, atau rata-rata peningkatan sebesar 24 persen yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk proses daur ulang.

Sementara sampah yang berhasil dikelola secara keseluruhan (organik dan anorganik) mencapai 464 persen. Hal ini menunjukkan program Plastic Reborn 2.0 mampu mendorong generasi muda untuk berkolaborasi mencari solusi untuk ekosistem pengelolaan sampah kemasan plastik pasca konsumsi di masa mendatang.

Wakil Ketua Pelaksana Coca Cola Foundation Indonesia (CCFI) Triyono Prijosoesilo mengatakan Plastic Reborn 2.0 merupakan upaya untuk mengurangi dampak limbah kemasan pascakonsumsi kepada lingkungan. Para penerima hibah pun dinilai berhasil mengembangkan kemampuannya dalam berkontribusi di sektor industri pengelolaan sampah dan daur ulang.

"Semangat tinggi mereka membuktikan bahwa apabila dikelola secara optimal, industri daur ulang limbah kemasan plastik pascakonsumsi di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar," kata Tri dalam konferensi pers virtual, dikutip Tagar pada Rabu 7 Oktober 2020.

Sejak diluncurkam pada 2019 lalu, program Plastic Reborn 2.0 menyasar para startup yang sudah memiliki bisnis settle dan juga memiliki aplikasi yang sudah bisa digunakan untuk pengumpulan sampah-sampah tersebut.

Setelah selama 1 setengah tahun berjalan, program ini mulai memberikan berbagai dampak yang cukup signifikan bagi para startup dan juga masyarakat tempat startup tersebut berdomisili.

Co-Founder MallSampah Adi Saifullah Putra mengatakan, program Plastic Reborn 2.0 membantu MallSampah yang dikelolanya mencapai pertumbuhan bisnis yang tinggi, yakni mampu meningkatkan jumlah sampah yang dikelola secara keseluruhan mencapai 25,3 ton sampah atau naik sebesar 361,1 persen dibanding sebelum mengikuti program ini.

"Selain itu, bersama dengan Clean Up kami mengembangkan fitur Mixed Waste menjadi aplikasi mobile pertama dari MallSampah sebagai bentuk solusi layanan pengelolaan sampah yang terintegrasi dalam satu platform, mulai dari sumbernya hingga pemrosesan akhir," ujar Adi.

Plastic RebornIlustrasi kampanye daur ulang sampah plastik dalam program Plastic Reborn. (Foto: Instagram/plasticreborn)

Sementara di bidang kapasitas usaha, kata Adi, MallSampah juga mengalami peningkatan pengguna aktif sebanyak 5.000 pelanggan, pengguna aplikasi mobile apps sebanyak 17.000 orang dengan lebih dari 200 mitra pengumpul di Makassar, Gowa, dan Kabupaten Maros, dan Kota Pare-pare.

Dalam kesempatan yang sama, Founder & General Manager CleanUp Indonesia, Iqra Putra Sanur, mengatakan fitur Mixed Waste yang dikembangkan bersama MallSampah adalah salah satu hasil dari program pendampingan akselerasi bisnis dari Plastic Reborn 2.0 bersama para ahli.

"Saat ini kami telah memperbarui model bisnis perusahaan melalui kemitraan bersama MallSampah dan Gringgo yang salah satunya memanfaatkan pengembangan kapasitas bisnis dengan orientasi teknologi yang berdampak terhadap pertumbuhan usaha dari CleanUp," kata dia.

CleanUp pun mencatatkan peningkatan kapasitas pengumpulan sampah yang naik hingga 134 ton atau sebesar 893,3 persen. Pencapaian ini juga ditambahkan dengan pertumbuhan jumlah pelanggan CleanUp yang tumbuh sebesar 100 persen yang tidak hanya berasal dari Kabupaten Gowa, namun juga dari kota lainnya di Sulawesi Selatan.

Sementara CEO & Co-Founder Gringgo, Febriadi Pratamam, mengatakan bahwa pendampingan program Plastic Reborn 2.0 sangat mendukungnya dalam mengembangkan layanan dan kapasitas usaha yang dikelolanya.

Bahkan, saat ini, Gringgo telah mampu mengekspansi usahanya yang tadinya untuk masyarakat Bali, kini sudah diperluas ke Gowa berkat kolaborasi dengan CleanUp

"Bersama dengan CleanUp, kami mengembangkan dukungan operasional CleanUp secara digital melalui Smart WastePlatform. Platform online ini dapat membantu menciptakan transparansi dan efektivitas yang lebih baik bagi para pekerja sampah. Harapan kami model ini nantinya dapat diaplikasikan di wilayah lainnya di Indonesia," ujar Febri.

Febri menuturkan bahwa Gringgo juga mengalami peningkatan di jumlah sampah yang dikelolanya Gringgo hingga 473 ton atau mengalami peningkatan sebesar 136.2 persen. Jumlah pelanggannya pun kini hampir menyentuh di angka 10.000 rumah tangga. []

Berita terkait
Bawa Isu Lingkungan, Umar Haen Rilis Lagu Setan Kali
Solois Umar Haen kembali merilis single terbaru berjudul Setan Kali melalui video YouTube pada 15 Agustus 2020 lalu.
Sampah Plastik Jadi Minyak Mentah di Banda Aceh
Mengunakan teknologi pirolisis, Pemerintah Banda Aceh mulai mengolah sampah plastik menjadi minyak mentah.
JuTa Tutup Tahun 2019 dengan Lagu Fried Plastic Bag
Rapper asal Jakarta, JuTa, menutup tahun 2019 dengan merilis single terbaru berjudul Fried Plastic Bag.