Jakarta - Yayasan Plan International Indonesia menyelenggarakan kegiatan amal untuk membantu anak-anak di Nusa Tenggara Timur (NTT) bisa bersekolah dengan optimal.
Kegiatan amal yang bertajuk Jelajah Timur-Run For Equality ini mengajak para pelari dari seluruh Indonesia untuk berpartisipasi untuk membantu pembangunan fasilitas air bersih di beberapa desa yang jauh dari mata air.
Update hingga saat ini kita sudah mengumpulkan Rp 170 juta.
"Di NTT anak-anak perempuan khususnya sulit mengikuti pelajaran di sekolah karena disuruh mengambil air untuk kebutuhan keluarga setiap hari," tutur Linda Sukandar selaku Direktur Fundraising Plan Indonesia dalam konferensi pers yang digelar di Hotel Artotel, Jakarta pada Senin, 30 September 2019.
Tidak hanya menjadi sulit belajar, kata Linda, anak-anak perempuan yang ditugasi keluarganya mengambil air rentan mendapat kekerasan, baik kekerasan fisik hingga seksual.
Menurut dia, membuat anak perempuan di NTT menjadi kelompok rentan yang sulit mendapatkan kesempatan belajar, bermain, dan bersosial yang sama dengan anak laki-laki di sana.
Jelajah Timur-Run For Equality akan dihelat pada Sabtu, 19 Oktober 2019 mendatang dan diikuti 50 orang dari berbagai komunitas pelari tanah air.
Plan Indonesia menargetkan akan mengumpulkan dana sebesar Rp 300 juta, untuk membangunan fasilitas air bersih bagi dua desa yang terdiri dari 10 dusun di Kabupaten Nagaekeo, NTT.
"Update hingga saat ini kita sudah mengumpulkan Rp 170 juta. Selain itu kita juga mendapat donasi dari perusahaan yang mendukung acara ini sebesar Rp 40 juta dalam bentuk barang pendukung," kata Linda.
Pelari ultra marathon yang turut hadir dan peserta kegiatan ini, Carla Felany mengatakan mendukung acara ini karena ingin membantu anak-anak Indonesia yang kurang beruntung untuk dapat meraih cita-cita.
Jelajah Timur-Run For Equality akan menyusuri jarak sejauh 57 kilometer dari Simpang Aegela, Nagekeo dan finis di Lapangan Berdikari Mbay, Danga, Aesesa, Kab. Nagekeo.
Selain membangun fasilitas air bersih, Plan Indonesia memiliki sejumlah program pendampingan lain di NTT, seperti pendampingan anak-anak, orang tua, pemimpin adat, hingga tokoh gereja dalam membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sana. []