Jakarta - Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR, Sukamta mengecam pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang menyudutkan Agama Islam dan membiarkan penerbitan ulang karikatur Nabi Muhammad SAW, Jumat, 23 Oktober 2020.
Menurut Sukamta, pernyataan yang diterbirkan oleh majalah satire Charlie Hebdo tersebut menunjukkan pikiran Macron kerdil dan dapat membahayakan upaya membangun dunia yang harmonis.
Kita harap pemerintah Indonesia juga proaktif untuk berkomunikasi dengan negara-negara OKI
"Simbol agama adalah sakral bagi pemeluknya. Bagi ummat Islam, Nabi Muhammad Saw adalah sosok paling penting. Ucapan Macron jelas melukai hati ummat Islam di seluruh dunia, kita sangat marah atas penghinaan ini," kata Sukamta kepada Tagar, Selasa, 27 Oktober 2020.
"Macron telah memantik Islamofobia, juga mendorong kebencian terhadap pemeluk agama, ucapannya sesungguhnya telah menodai prinsip-prinsip kebebasan dan nilai-nilai universal," ujarnya menambahkan.
Sukamta berpandangan, ucapan Macron sangat memprihatinkan dan bernada tendensius. Dia menduga, Macron sedang berupaya mendapat dukungan politik dari kelompok sayap kanan dan esktrem kanan di Prancis.
"Beberapa analisa menyebut tujuan Macron adalah terpilih kembali pada 2022, maka dia membuat isu soal keamanan yang selama ini menjadi titik lemahnya. Ini semakin menunjukkan betapa kerdilnya pikiran Macron karena jualan isu ancaman agama hanya untuk kepentingan politik pribadi. Dirinya telah membuat Prancis jatuh martabatnya sebagai negara demokrasi," kata dia.
Kendati demikian, anggota Komisi I DPR ini mengapresiasi positif sikap Kementerian Luar Negeri yang telah memanggil Duta Besar Prancis untuk menyampaikan kecaman terhadap pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
"Kita harap pemerintah Indonesia juga proaktif untuk berkomunikasi dengan negara-negara OKI, mendorong ada pernyataan bersama oleh OKI mengecam pernyataan Macron," ujarnya.
- Baca juga: Anggap Macron Rasis, Fadli Zon Ajak Boikot Produk Prancis
- Baca juga: Presiden Prancis Dikritik Keras Anak Buah Megawati
"Pemerintah melalui KBRI di negara-negara Eropa juga perlu meningkatkan pengawasan dan penjagaan kepada masyarakat Indonesia yang ada di sana, karena sangat mungkin ucapan Macron ini akan meningkatkan kekerasan kelompok ultra kanan kepada kaum muslimin dan imigran," sambung Sukamta.[]