TAGAR.id, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (Sekjen PKB) Hasanuddin Wahid optimis elektabilitas Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) akan naik secara perlahan.
Ia mengibaratkan naiknya elektabilitas ini seperti pesawat yang sedang take off, dan akan naik secara berlahan tapi pasti.
“(Elektabilitas) pasangan ini mengikuti take off-nya pesawat, kalau take off-nya pesawat itu kan begini,” kata Hasanuddin di NasDem Tower, Senin, 18 September 2023.
Bukan begini (memberikan gestur gerakan tangan bawah bawah ke atas secara vertikal), kalau begini helikopter, ya kira-kira melonjak, meroket gitu enggak bisa.
Ia juga mengatakan jika mengharapkan elektabilitas AMIN akan rebound dengan cepat hal tersebut tidak akan terjadi.
“Bukan begini (memberikan gestur gerakan tangan bawah bawah ke atas secara vertikal), kalau begini helikopter, ya kira-kira melonjak, meroket gitu enggak bisa,” lanjutnya.
Menurutnya, tidak ada masalah dengan menaikkan elektabilitas seperti gerakan pesawat take off. Sehingga PKB tak akan khawatir melihat elektabilitas pasangan AMIN yang masih di bawah Ganjar dan Prabowo.
“Take off-nya ini smooth pasti kita akan sampai pada tujuan itu, yang penting itu, jadi saya enggak ragu dengan apa namanya survei dan hasil-hasil dari AMIN ini,” tuturnya.
Terbaru, Survei opini publik yang dilakukan Politika Research and Consulting (PRC) menunjukkan adanya peningkatan elektabilitas Anies di Jawa Timur.
Hasil survei terhadap 1.200 orang responden di Jawa Timur yang diwawancara, menunjukkan tingkat keterpilihan atau elektabilitas Anies telah meningkat signifikan di bulan September 2023.
Per September 2023 elektabilitas Anies di Jawa Timur naik 4,3 persen menjadi 18,3 persen. Sebaliknya, elektabilitas Prabowo Subianto merosot drastis dari 40,5 persen per April 2023 menjadi tinggal 32,3 persen (September 2023).
Penurunan yang sama terjadi pada Ganjar Pranowo, walaupun tidak sedrastis Prabowo: dari 40,8 persen (April 2023) menjadi 40,4 persen (September 2023). Sementara, responden yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab naik dari 4,8 persen menjadi 9 persen. []