Pilih Anies dalam Pilgub DKI, Ini Pilihan Pandji Pragiwaksono dalam Pilpres 2019

Pilih Anies Baswedan dalam Pilgub DKI, siapa yang dipilih Pandji Pragiwaksono dalam Pilpres 2019? Jokowi atau Prabowo?
Pandji Pragiwaksono. (Foto: Instagram/ Pandji Pragiwaksono)

Jakarta, (Tagar 24/3/2019) - Komedian Pandji Pragiwaksono adalah juru kampanye Anies Baswedan dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun 2017. Siapa pilihan dia dalam Pilpres 2019? Prabowo Subianto dari Gerindra yang mengusung Anies dalam Pilgub DKI tersebut atau Jokowi?

"Kampanye pemilihan umum 2019 telah berjalan dan bahkan debat pemilihan presiden dan wakil presiden pun sudah tiga kali berlangsung. Namun, hasilnya belum bisa meyakinkan masyarakat untuk menentukan pilihannya," kata Pandji Pragiwaksono dalam video berjudul Ga Ada Alasan untuk Milih Prabowo yang ia unggah di kanal YouTubenya.

Dalam video unggahannya itu ia menjelaskan alasan malas memilih Jokowi menurut perspektifnya. Ia juga mengatakan tak ada alasan untuk memilih Prabowo karena belum ada hasil kerja yang dapat dirasakan.

"Kalau Pak Jokowi kan udah pernah ngalamin, sementara yang ini belom melakukan apa-apa," kata Pandji.

Dalam video YouTubenya, Pandji awalnya menilai strategi kampanye yang dilakukan baik dari timses Jokowi-Ma'ruf Amin maupun timses Prabowo Subianto-Sandiaga Uno masih belum menyentuh 4 sisi kampanye, yaitu fun, fear, empathy, dan hope.

Pandji menilai kedua paslon kerap menampilkan unsur ketakutan dalam kampanyenya. Baik itu ketakutan terkait kebangkitan PKI, khilafah, robohnya ekonomi, hingga bangkitnya Orba. Meski dinilai efektif, namun menurutnya hal itu tidak cukup efektif untuk mengambil simpati masyarakat, khususnya bagi mereka yang hingga kini belum menentukan pilihannya di Pilpres 2019.

"Kampanyenya menurut gue, memecah belah. Masyarakat memilih karena menakuti sesuatu hal akan terjadi," jelasnya.

Jika hal itu yang selalu disampaikan, katanya, yang ditakutkan akan terjadi adalah munculnya saling curiga.

"Saya gak takut hoaks, yang paling menakutkan itu adalah jika hal itu masih disampaikan, hal itu akan memunculkan saling curiga," ujar Pandji.

Pandji tidak mempermasalahkan apabila kedua paslon tetap ingin menampilkan narasi ketakutan. Namun, risiko yang harus dihadapi adalah masyarakat lebih memilih untuk golput dibandingkan harus memilih satu antara Jokowi atau Prabowo. Untuk itu, ia kembali menegaskan agar kedua paslon dapat memberikan alasan mengapa mereka pantas dipilih.

"Tapi di luar itu semua, kalau kondisinya masih seperti ini yang diuntungkan sebenarnya Pak Jokowi. Karena orang-orang yang di tengah-tengah sekarang lagi mikir kalau gue kesampingkan narasi ketakutan, terus gue berpikir soal apa yang fun, apa yang empati, apa yang ngasih hope, bingung pasti. Enggak ada," imbuhnya.

"Sementara kalau logikanya berpikir yang pernah megang pemerintahan, enggak mungkin sempurna, tentu itu bisa diserang, tentu bisa lebih baik, artinya kalau ada yang lebih baik bisa banget Pak Jokowi digantikan. Tapi kan pertanyaannya adalah apa buktinya bahwa ini (Prabowo) yang lebih baik? Sebelah sini enggak ngasih bukti itu. Nah ini yang susah," tutur Pandji.

Menurut Pandji, orang yang memilih golput bukan karena mereka jahat tidak mau memilih, namun mereka dalam posisi bingung, dan dalam hukumnya pun golput itu merupakan hak bagi masyarakat.

"Itu hak mereka mau pilih siapa, tapi gue mewakili mereka para calon pemilih golput yang sedang mengalami kebingungan," ujarnya.

Kondisi itulah yang membuat dia belum menentukan pilihannya akan mendukung Jokowi atau Prabowo, dan ia juga membebaskan penonton untuk memilih yang mereka sukai. Dalam unggahannya itu, Pandji hanya memaparkan kondisi yang terjadi saat ini menurut analisisnya.

Dia juga mengatakan bahwa tidak ada alasan dia memilih Prabowo karena belum ada tim sukses Prabowo yang meyakinkannya bahwa Prabowo bisa memimpin.

"Ga ada usaha dari timnya Prabowo yang berusaha membuat gue percaya bahwa nih orang bisa mengelola," tutur Pandji dengan gamblang.

Pandji menambahkan, seandainya salah satu calon belum pernah memerintah, seharusnya dia memiliki gagasan-gagasan yang dapat menghandel kesalahan-kesalahan pemerintah yang sekarang.

"Kalaupun belum pernah memerintah setidaknya calon presiden mempunyai gagasan-gagasan yang mengkonter kesalahan-kesalahan pemerintahan sekarang, itu pun gak keluar," tambahnya.

Dalam video tersebut dia membandingkan kedua calon. Petahana Jokowi yang sudah memerintah berapa kali, sementara Prabowo yang belum punya track record dalam pemerintahan, mestinya mampu menyakinkan lebih daripada calon pasangan 01 yang sudah punya.

"Pak Prabowo memang belum punya bukti karena belum dikasih kesempatan. Bisa dikasih kesempatan, yakinkan gue dong. Ngomong dong, mana???" ucapnya.

Dalam video tersebut dia menegaskan bahwa tidak sedang mengarahkan masyarakat Indonesia golput, bahkan dirinya menilai golput itu tidak baik. Dia mengatakan bukan berarti tidak memilih Jokowi, namun juga tidak ada alasan untuk memilih Prabowo.

"Kalau saya sih gak bermaksud golput, tapi saya malas aja milih Jokowi, tapi tidak ada alasan bagi saya juga memilih Prabowo," tutupnya. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.