Peternak Kambing yang Berbisnis Ikan Cupang di Jakarta

Seorang peternak kambing di Jakarta mencoba peruntungan dengan menjadi pembudidaya dan penjual ikan cupang yang sedang viral.
Belasan ekor ikan cupang yang didominasi warna biru milik Muhammad Fadhil. (Foto: Tagar/Sarah Rahmadhani Syifa)

Jakarta- Puluhan ikan cupang (Betta Sp) berenang di dalam tempat semacam akuarium. Tak jarang satu dengan yang lain terlihat saling menantang. Mereka memekarkan semacam selaput di dekat penutup insang, kemudian berusaha saling mematuk. Lalu salah satunya melarikan diri.

Beberapa ikan cupang betina yang sebagian besar berwarna kebiruan itu, tampak berenang genit kian ke mari, menggoyang-goyangkan ekor dan siripnya. Seolah ingin beradu kecantikan dengan betina-betina lain di sekitarnya. Sejumlah ikan cupang betina lain yang perutnya mulai terisi telur, seperti tak mau kalah berpose dengan perutnya yang buncit.

Tidak jarang sirip belakang iakan-ikan berwarna biru itu mengembang sempurna membentuk setengah lingkaran seperti kipas, ikut meliukkan tubuhnya seakan tempat itu merupakan panggung untuk menunjukan kepiawaiannya menari.

Tidak jauh dari akuarium berisi ikan-ikan cupang betina, sejumlah akuarium berukuran kecil yang sering disebut dengan soliter, berjejer rapi di atas rak. Masing-masing soliter berisi seekor ikan cupang jantan. Ikan cupang jantan tidak bisa dicampur dengan jantan lain, sebab mereka akan adu kekuatan dan saling menyerang.

Meskipun selama ini ikan cupang identik dengan ikan aduan, tapi keindahan warnanya membuat sebagian orang memeliharanya untuk hiasan atau pajangan, khususnya di masa pandemi.

Kembali populernya ikan cupang dan menjadi tren di antara penggemar ikan hias selama pandemi ini, juga dimanfaatkan oleh para pembudidaya dan penjual untuk meraup keuntungan. Seperti yang dikatakan Muhammad Fadhil, seorang penjual ikan cupang di Jakarta, Rabu, 2 Desember 2020.

Saat pandemi ini, cupang menjadi hiburan selain enak dipandang, juga dapat menghasikan uang.

Perawatan yang Mudah

Pria yang membuka usaha penjualan ikan cupang Bumi Lestari Betta ini mengaku baru beberapa bulan menggeluti bisnis ikan aduan tersebut, tepatnya sejak 4 September 2020.

Sebenarnya, lanjut Fadhil, bisnis ikan cupang ini sudah berjalan sejak awal tahun 2018, sebelum ikan cupang menjadi primadona di berbagai kalangan. Tapi baru dijalankan serius sejak September lalu.

Cerita Ikan Cupang (2)Seekor ikan cupang jenis plakat berwarna keemasan milik Muhammad Fadhil. (Foto: Tagar/Satah Rahmadhani Syifa)

Saat awal berbisnis ikan cupang pada 2018, Fadhil memiliki bisnis sambilan, yaitu peternakan kambing. Kini, setelah bisni perternakan kambingnya berjalan stabil, dia memulai kembali bisnis ikan cupang.

Ia mengakui perbandingan pendapatan bisnis kambing dan cupang jauh berbeda, “Kalau pendapatan tahunan jelas lebih besar saat bisnis kambing, namun untuk pemasukan bulanan lebih menjanjikan bisnis cupang,” kata Fadhil.

Dari penjualan ikan cupang, dalam sehari dia bisa mendapatkan pemasukan rata-rata Rp 50 ribu hingga Rp 400 ribu.

Dia berpendapat ikan cupang bisa menjadi hiburan dan penangkal rasa jenuh saat seseorang tinggal di rumah.

Selain itu perawatan dan memberi pakan ikan cupang relatif gampang jika dibandingkan dengan beberapa ikan hias jenis lain, serta pemasarannya yang mudah di zaman serba digital ini.

“Merawat ikan cupang cukup mudah, namun ada hal yang harus diperhatikan seperti pemberian makanan, wadah yang digunakan hingga cara mengembangbiakkannya,” kata Fadhil.

Untuk merawat ikan cupang cukup mengganti air secara rutin 3 hari sekali, memberi makanan ikan 2 kali sehari, lakukan groming atau penyalonan ikan selama 15 menit tiap pagi dan sore, dan memasukkan daun ketapang ke dalam akuarium sesudah mengganti airnya.

Tujuan pemberian daun ketapang kering ke dalam air adalah sebagai antibiotik alami, khususnya saat ekor ataupun sirip cupang terluka. Selain itu, daun ketapang juga mengoptimalkan ph air.

Fadhil menjual beberapa jenis ikan cupang. Dari beberapa jenis yang ada, jenis plakat merupakan yang paling laris dan menjadi yang termahal. Harganya mulai dari Rp 15 ribu hingga jutaan rupiah, tergantung genetik, warna, dan bukaan insangnya. Sementara jenis halfmoon merupakan jenis yang harganya paling murah.

Peminat ikan cupang bukan hanya kalangan tertentu. Menurut Fadhil, mulai dari anak-anak hingga dewasa yang berasal dari beragam profesi menyukainya.

Kemudahan dalam pemeliharaan ikan cupang didukung dengan kemudahan dalam pemasaran. Di masa serba digital ini, pemasaran ikan cupang bisa dilakukan melalui beberapa platform media sosial, termasuk Facebook.

Fadhil sering menjual ikan cupangnya dengan cara melakukan siaran langsung, dengan penonton tetapnya berjumlah sekitar 30-50 orang.

“Kalau live streaming lebih nyaman di Facebook, karena kalau di Instagram berat, saingannya banyak,” kata dia.

Dalam melakukan siaran langsung untuk berjualan, pertama-tama Fadhil harus menyiapkan ikan yang akan di lelang, kemudian ditunjukan ke kamera, lalu dijelaskan spesifikasi ikannya, mulai dari umur, ukuran, jenis, keunggulan, dan lokasi.

Cerita Ikan Cupang (3)Muhammad Fadhil, peternak kambing yang mencaoba peruntungan dengan membudidayakan dan menjual ikan cupang. (Foto:Tagar/Sarah Rahmadhani Syifa)

Dia juga menjelaskan mekanisme pengemasan yang aman dan pengirimannya. “Untuk pengirimannya paling jauh sudah ke Tasikmalaya, Bandung, Sukabumi hingga ke Balikpapan.”

Pengemasan ikan cupang yang akan dikirim cukup mudah. Biasnya ikan cupang dimasukkan dalam plastik, lalu dilapisi dengan sterofoam, selanjutnya dimasukkan ke dalam kardus dan diisolasi.

Fadhil juga memberi tips agar ikan yang diterima tidak kaget saat proses adaptasi di tempata baru. Pembeli harus melakukan proses aklimasi, yakni perubahan fisiologis yang membantu mempertahankan fungsi dari organisme dalam kondisi lingkungan yang berubah.

Proses aklimasi dilakukan dengan cara memasukkan ikan beserta plastik pembungkusnya di air ataupun wadah yang telah disiapkan. Airnya bebas menggunakan apa saja, tetapi ia merekomendasikan air yang langsung dari tanah. Untuk penyesuaian cukup setinggi jari telunjuk agar ikan didalam plastik tersebut dapat menyesuaikan diri dengan suhu dan kondisi air di lingkungan baru.

Proses Pemijahan

Proses pembudidayaan ikan cupang pun tidak kalah mudahnya dengan perawatan dan pemasaran. Dalam memijahkan ikan cupang, biasanya pejantan dan betina akan bertarung terlebih dahulu jika tidak dipisahkan dalam tempat berbeda.

Untuk mengantisipasi terjadinya pertarungan antara keduanya, biasanya ikan jantan ditempatkan di wadah berukuran sekitar 30x30 sentimeter atau lebih besar, sementara si betina dimasukkan dalam wadah transparan yang dicelupkan dalam wadah si jantan. Tujuannya agar keduanya saling mengenal. Proses comblang ini biasanya membutuhkan waktu satu hingga tiga jam.

Setelah itu ikan betina dikeluaran dari wadah transparan dan digabungkan dalam satu tempat dengan si jantan. Setelah pemijahan terjadi dan sudah bertelur, biasanya dalam waktu satu atau dua hari, ikan betina harus kembali dipisahkan agar tidak memakan telur-telurnya, sementara tugas pejantan menjaga telur-telur itu hingga menetas dan menjadi burayak.

Ikan hasil budidaya, diberi tanggal pada setiap tetasan, untuk mengetahui umur dari ikan tersebut. Burayak baru bisa makan saat berumur 4 hari, itupun dengan makanan khusus berupa artemia. Setelah dua minggu ikan cupang dapat memakan kutu air.

Setelah berumur sebulan dapat diberi makan cacing sutra atau cacing darah dan setelah berumur diatas 2 bulan boleh diberi makan jentik nyamuk atau makanan buatan.

Selain membudidayakan, pada mulanya ia membelinya dari petani ikan di daerah Parung, Bogor. Setiap kali membeli biasanya sebanyak 50 ekor ikan cupang. Selain dijual kembali, sebagian ikan itu dijadikan indukan.

Fadhil juga menjelaskan perbedaan antara ikan cupang aduan dengan ikan cupang hias, meskipun ikan cupang hias pun tetap bisa diadu.

“Jelas berbeda, ikan cupang petarungkan disebut cupang bagan, dengan postur badan yang lebih kekar dengan gigi yang tajam, warna hingga berbeda tingkat keagresifannya.”

Ikan cupang hias biasanya diikutsertakan dalam kontes, yang dinilai dari warna yang kontras, fisik atau postur ikan, keagresifan ikan hingga bukaan ekornya 180 derajat. []

(Sarah Rahmadhani Syifa)

Berita terkait
Sejarah Erupsi Gunung Semeru di Lumajang Sejak 1913
Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali erupsi sejak akhir November hingga awal Desember 2020. Ini sejarah letusannya sejak 1913.
Panjang, Cara Mengolah Kedelai Jadi Tempe di Cilacap
Pembuatan tempe memerlukan beberapa tahapan. Proses pembuatannya pun cukup panjang dan ada syarat yang harus dipenuhi agar tempe sempurna.
Repotnya Pengungsi Gunung Merapi Cari Pakan Hewan Ternak
Pengungsi erupsi Gunung Merapi dari Dusun Kalitengah Lor, memiliki kendala dalam memberi makan puluhan ekor ternak. Tapi kini sudah teratasi.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.