Padang - Salah seorang peserta Musabaqah Tilawatil Nasional (MTQ) Nasional ke-28 mengendarai sepeda motor bersama suaminya dari Sulawesi Tengah (Sulteng) menuju Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Mereka menempuh perjalanan selama 16 hari.
Kami ingin menunjukkan spirit cinta alquran, kalau benar-benar cinta alquran, maka ribuan kilometer pasti akan ditempuh.
Peserta MTQ itu bernama Nining R. Rusdin Wakiden, 29 tahun. Ia merupakan kafilah perwakilan Provinsi Sulteng untuk cabang kaligrafi. Dia naik motor bersama suami yang sekaligus pelatihnya Hasan CL Bunyu, 42 tahun.
Menurut Hasan, dia bersama istri berangkat dari rumahnya di Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng tanggal 28 Oktober 2020. Kemudian berangkat menuju ke Kalimantan Utara yang merupakan kampung halaman Hasan.
"Kita berangkat pas peringatan hari sumpah pemuda, selesai upacara kami berangkat, perjalanan 16 hari, alhamdulillah sampai di Padang sesuai target pagi ini," kata ayah 4 orang anak ini kepada wartawan di Padang, Jumat, 13 November 2020.
Dari Kalimantan Utara, mereka menyisir pulau Kalimantan dengan melewati Kalimantan Timur lalu ke Kalimantan Selatan. Kemudian, dari Kota Banjarmasin naik kapal ke Surabaya, Jawa Timur. Dari sana, mereka menuju ujung pulau Jawa yaitu Pelabuhan Merak di Banten.
Kemudian naik kapal ke Lampung. Dari Lampung kemudian lewat Sumatera Selatan lalu Bengkulu. Kemudian masuk ke Sumbar dari Kabupaten Pesisir Selatan. "Kalau saat masuk Sumatera kami banyak istirahat. Sebab sering diingatkan masyarakat soal bahaya di jalan seperti begal, jadi total kami telah melewati 15 provinsi," katanya.
Banyak cerita di perjalanan yang mereka rasakan. Seperti berkali-kali dikerjai google maps yang menunjukkan jalan berputar-putar. Mereka juga pernah tersesat ke dalam pasar. Bahkan, masuk hutan sawit selama 5 jam hingga bertemu orang yang menunjukkan jalan ke luar.
"Total kami melakukan perjalanan sekitar 13.000 kilometer. Biaya untuk bensin saja habis sekitar Rp 415 ribu. Syukurnya ban tidak pernah meletus maupun kempes," kata guru MTs di Kalimantan Utara itu.
Untuk menginap, mereka memanfaatkan SPBU. Di sana, mereka mendirikan tenda untuk beristirahat. "Ini pengalaman pertama kami melakukan perjalanan, dan ini juga paling jauh pernah dilakukan," katanya.
Mereka berasalan sengaja naik sepeda motor untuk menghindari virus corona. Menurutnya, menaiki pesawat tentunya akan menimbulkan was-was karena banyak kontak dengan orang banyak.
"Kami ingin menunjukkan spirit cinta alquran, kalau benar-benar cinta alquran, maka ribuan kilometer pasti akan ditempuh," katanya. []